Yayasan Hati yang Kreatif Bangun Kepercayaan Diri untuk Penyandang Disabilitas

Yayasan Hati yang Kreatif Bangun Kepercayaan Diri untuk Penyandang Disabilitas

Foto bersama Yayasan Hati yang Kreatif pada kegiatan sosialisasi, Selasa, 21 Februari 2023.-Moch Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Terlihat beberapa anak sedang fokus pada pekerjaannya; mewarnai. Seakan tak acuh pada sekitar. Berbeda dengan para orang tua yang anteng mendengar informasi dari mulut wanita paruh baya di depannya. Wanita itu, Dewi Deijle, pendiri Yayasan Hati yang Kreatif. 

 

"Bukan sekolah belajar mengajar sesuai kurikulum, melainkan dididik untuk menghasilkan kreativitasnya sendiri," papar Dewi pada sosialisasi perdananya di Surabaya, Selasa, 21 Februari 2023.

 


Beberapa siswa mewarnai lembaran yang diberi Yayasan Hati yang Kreatif.-Moch Sahirol Layeli-

 

Yayasan Hati yang Kreatif atau Stichting Creatief Hart berfokus pada anak-anak dan remaja penyandang disabilitas fisik, mental, dan/atau anak yang memiliki keterlambatan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Didirikan sejak 2013, yayasan ini menyiapkan beberapa proyek kreatif di Indonesia.

 

"Anak-anak berkebutuhan khusus seringkali disembunyikan oleh orang tuanya. Kami ingin anak-anak ini memiliki kesempatan untuk lebih mandiri," tambah wanita kelahiran Jakarta tersebut. 

 

Meski dibesarkan di Belanda, Dewi senantiasa ingin berkontribusi di negara asal tercintanya. Dia menyempatkan waktunya ke Indonesia sekitar dua kali dalam setahun untuk hadir di proyek yayasannya ini. 

 

Terbuka untuk umum dan tak dipungut biaya, siswa-siswi nantinya akan mendapatkan terapi okupasi, belajar interaksi, pendidikan bersosialisasi, dan pendidikan kreatif yang meliputi menggambar, melukis, teknologi, tekstil, musik, teater, dan banyak lagi. 

 


Tim Yayasan Hati yang Kreatif menunjukkan perlengkapan yang akan digunakan pada program Pendidikan Kreatif.-Moch Sahirol Layeli-

 

Dilaksanakan di Sulawesi, Lombok, dan Bali, yayasan ini juga mulai menyiapkan giat di Surabaya. "Akan kami mulai di Bulan Maret. Pertemuan satu kali dalam satu minggu, dan satu sesinya berdurasi dua jam," terang Dewi dengan ramah. 

 

Sebagai permulaan, yayasan yang berlokasi di Jalan Ngagel No. 207 ini akan membuka kelas kecil terlebih dahulu. Dengan kapasitas 8 anak, harapannya bisa terlaksana dengan maksimal. Nantinya, akan ada tiga pengajar yang siap membantu tingkatkan kreativitas siswa. "Apabila memungkinkan, tentu akan kami tambah (kapasitas kelas maupun sumber daya, Red)," ujar wanita 42 tahun tersebut. 

 

Dari segi sistem pembelajarannya, Dewi menjelaskan bahwa tidak ada jadwal materi di setiap pertemuan. Bisa saja dalam satu kelas ada yang belajar menggambar, ada juga yang menari. "Berpacu pada kebutuhan tiap individu," tambahnya. 

 

Selain itu, dia juga mendorong anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa menciptakan sesuatu yang memiliki nilai jual. Dengan cara ini mereka belajar untuk menghasilkan pendapatan mereka sendiri. 

 

Pada program Yayasan Hati yang Kreatif Bali juga menyediakan belajar bahasa Inggris. Mengingat banyaknya turis yang berkunjung di sana, sehingga bahasa Inggris sangat dibutuhkan. "Bagaimanapun juga, bahasa Inggris cukup penting. Di Surabaya pun tetap akan kami ajarkan basic-basicnya," jelas wanita yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut. 

 

Segala program yang disediakan tentu disambut dengan antusias oleh para orang tua yang hadir. "Sangat tertarik. Kebetulan anak saya penyandang disabilitas dan tidak disarankan oleh dokter untuk sekolah. Dengan hadirnya yayasan ini, harapannya semoga anak bisa mengasah kemampuannya untuk lebih kreatif dan mandiri," tutur Santi, salah satu peserta sosialisasi. 

 

Untuk proses pendaftarannya, bisa dengan menghubungi sosial media Yayasan Hati yang Kreatif. Yakni melalui Facebook Stichting Creatief Hart atau Instagram @stichtingcreatiefhart. (Tanaya Az Zhara) 

Sumber: