Sri Mulyani, Gayus, dan Rafael Alun
-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kasus Rafael menjadi aib bagi Sri Mulyani yang selama ini getol menguber-uber para wajib pajak. Namun, ternyata, di depan hidung Sri Mulyani sendiri, anak buahnyi menggelapkan kekayaan dan sangat mungkin mengakali pajak juga.
Skandal pajak yang paling ramai menjadi perbincangan publik adalah skandal yang melibatkan petugas pajak Gayus Tambunan pada 2010. Gayus merupakan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Kasus itu menjadi sorotan karena isi rekeningnya yang fantastis, yakni mencapai Rp 28 miliar. Padahal, pangkatnya saat itu masih golongan III-a.
Dengan status itu, gaji yang ia terima dari Kementerian Keuangan seharusnya hanya sekitar Rp 12,1 juta setiap bulan atau Rp 145,2 juta setahun. Ternyata, Gayus bisa mendapat insentif hingga Rp 100 miliar atau, jika dihitung dengan gajinya terakhir sebagai pegawai negeri sipil, setara dengan gajinya selama 688,7 tahun.
Pengungkapan kasusnya membongkar adanya mafia persekongkolan jahat antara petugas pajak yang seharusnya mempunyai integritas dengan para pejabat dan perusahaan swasta yang korup. Majelis hakim menjatuhkan hukuman pertama bagi Gayus, yakni vonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Vonis itu jauh lebih rendah daripada tuntutan jaksa, yaitu 20 tahun penjara. Ketika menjalani hukuman, Gayus membuat heboh karena tepergok sedang piknik ke Bali dan menonton pertandingan tenis.
Skandal Gayus, dan sekarang skandal Rafael Alun, sangat mungkin bukan satu-satunya. Masih sangat banyak Rafael-Rafael dan Gayus-Gayus lain. Sri Mulyani, The Grim Reapper, harus mengayunkan kapak mautnyi ke anak buahnyi dulu, sebelum mengayunkan kapak maut kepada rakyat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: