Mengenal Cindicat Picture Komunitas Film Universitas Trunojoyo Launching 5 Film Sekaligus

Mengenal Cindicat Picture Komunitas Film Universitas Trunojoyo Launching  5 Film Sekaligus

Suasana Screening Film Cindicat Picture--

BANGKALAN HARIAN DISWAY- Komunitas Perfilman Universitas Trunojoyo Madura Cindicat Picture dorong para sineas muda Madura untuk berani berkarya di Bangkalan, 3 Maret 2023.

 

Dalam gelap yang penuh makna. Setiap makna itu ditemui pada acara pemutaran film perdana karya komunitas perfilman Cindicat Picture.

 

Penuh euforia. Komunitas yang beranggotakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) tersebut menggelar screening dan launching lima film sekaligus. 

 

BACA JUGA:Menjemput Pesan Kampus: Antara Gus Dur, Cak Imin dan Universitas Trunojoyo Madura

BACA JUGA:Alumnus Universitas Trunojoyo Madura Bikin Kebun Lestari: Pemuda Ingin Kerja Kantoran, Siapa yang Nyangkul?

 

Acara terbagi menjadi dua sesi pemutaran. Sore hari dengan tiga film, sisanya malam hari. 

 

Agenda itu dihadiri ratusan penonton. Terdiri dari para pegiat film Bangkalan serta mahasiswa UTM,  juga dihadiri oleh para jajaran dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya.

 

Untuk kali pertama mereka nobar lima film yang diproduksi sepanjang tahun 2022 itu.

 

Lima film pendek tersebut rata-rata bergenre drama. Yakni, Vinasa, Delusi, Umbra, Rana, dan Renjana. Penonton berhasil dibawa berpetualang melalui berbagai kisah dalam setiap film tersebut. 

 

Vinasa dengan kisah pilu seorang anak dengan keluarga broken home. Delusi bercerita tentang kakak beradik yang ditinggal kedua orang tuanya. Sedangkan Umbra mengisahkan orang tua yang tidak menerima kematian anaknya. Pilu. 


Pengunjung Screening Cindicat Sedang berfoto di depan Poster Film yang tayang --Cindicat.Dok

Tak ketinggalan juga kisah romansa anak muda yang terkemas dalam Rana.  Serta karya pamungkas Renjana yang berdurasi paling panjang: 30 menit. Film itu mengangkat isu utama pelecehan seksual. Pemutarannya dibanjiri air mata. 

 

Beberapa diskusi interaktif juga terjadi antara para penonton dan para kreator film dari Cindicat Picture. Menarik. "Segala reaksi positif penonton itu diluar ekspektasi kami," ucap Samsul Arifa'i ketua umum Cindicat. 

 

Ia juga mengatakan, bahwa peluncuran kali ini memang berbeda dengan acara tahun-tahun sebelumnya. 

 

"Jika sebelumnya kami hanya bisa launching dua sampai tiga film, dan hanya berlokasi di Cafe saja. Launching kali ini sengaja diadakan dalam kampus dengan tempat yang lebih nyaman dan layak," ungkapnya. 

"Selain memperkenalkan karya terbaru kami, acara ini juga bertujuan untuk mengajak para pegiat film lokal Madura untuk berani berkarya," tambahnya.

 

Dalam acara tersebut penonton juga diajak untuk berkontribusi dalam pembuatan karya Cindicat selanjutnya. “Swadaya Karya”, kawan-kawan Cindicat menyebutnya.

 

Launching kali ini para penonton membayar Rp 5 ribu, free popcorn. Setiap dana dari penonton tersebut digunakan untuk produksi karya kami selanjutnya. Secara tidak langsung mereka juga ikut bersumbangi dalam pembuatan karya kami,” ungkap pemuda asal Bojonegoro tersebut.


All Crew Komunitas Film UTM Cindicat Picture -Alfian Nur Riski/Harian Disway-

Cindicat berdiri sejak tahun 2013 dan sudah melahirkan puluhan karya film. Tak hanya itu, Cindicat juga meraih berbagai macam prestasi. Terbaru, pada tahun 2020 dengan judul film “Dua Arah”, Cindicat berhasil meraih gelar juara 2 pada perhelatan Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020.

 

BACA JUGA:Smart Cluster Pelican Hill Citraland Surabaya, 2 Jam Laku 114 Unit

BACA JUGA:Khofifah Gandeng Koarmada II Kirim Logistik ke Masalembu Pakai Kapal Perang

 

“Kami sering diremehkan karena berasal dari kampus yang tidak terkenal. Tidak memiliki fasilitas dan peralatan yang mumpuni. Namun, itu bukan hambatan bagi kami. Berkarya dengan apa yang kami punya merupakan pondasi berdirinya komunitas ini, dengan itu kami tidak pernah takut untuk terus berkarya,” pungkas Samsul.

 

Status underdog itu tak menyurutkan semangat para sineas. Peralatan sederhana tak membatasi mereka untuk bisa berkarya. Mereka sepakat kalimat ini: Berani dan semangat untuk belajar serta terus berkarya adalah kuncinya. (Alfian Nur Riski)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: