Sampai Bertemu di Ladang: Comeback Teater Institut Unesa Digelar 11 Maret
Manusia setengah hewan di pertunjukan Ladang Binatang bakal ditampilkan 11 Maret 2023.-Teater Institut-
Pembaca Animal Farm melihat naskah novel itu sangat “teater”. Termasuk Tari yang menjadi penulis naskah teater Ladang Binatang.
Pada Gelar Karya III, tim produksi dan pementasan menyiapkan pertunjukan lebih matang. Evaluasi dari pertunjukan sebelumnya jadi modal.
Di acara Artist talk ini dijelaskan berbagai macam aspek untuk mempersiapkan pertunjukan naskah Ladang Binatang. Mulai dari proses kreatif penulisan naskah oleh Dwi Endah Lestari, persiapan para aktor oleh Fahrudin Imam Nurkholis atau akrab disapa Ois, serta persiapan dekorasi panggung diwakili oleh Aan Aditya.
Ada pula persiapan tim artistik oleh Anugrah Firmansyah sebagai art director. Di sisi musik, ada Andhika Beta Permana. Sedangkan Kadek Diah Wijayanti memimpin tim rias dan kostum.
Rupanya Tari sudah menyiapkan naskahnya sejak akhir 2022. Tari menuturkan bahwa Dia menyesal baru membaca novel Animal Farm karya George Orwell ketika akan menyadarinya menjadi naskah pertunjukan. “Ketika baca naskah Animal Farm langsung kebangun tuh visual di kepalaku, novel ini teater banget,” ujarnya.
Penyampaian materi berupa konsep dan gagasan pertunjukan Gelar Karya III Teater Institut di Rungkut, 3 Maret 2023.-Anggi Frima Damayanti/Harian Disway-
Apalagi, isi novel tersebut sangat berhubungan dengan pengalaman hidup yang dia alami saat masih masa kecil. Banyak tetangganya yang menjadi peternak dan petani.
Ois sang sutradara menjelaskan proses para aktor menyiapkan diri untuk berperan menjadi binatang. Ois memiliki metode sendiri dalam berproses bersama para aktornya, melalui model keaktoran secara humanoid: yaitu memahami tubuh hewani lalu dikombinasikan dengan gerak manusia secara umum.
Sederhananya, para pemeran memiliki karakter serta pembawaan setengah manusia dan setengah binatang. Melalui berbagai macam eksplorasi tubuh dan diskusi, Ois mengutamakan konsistensi tubuh aktor dengan latihan fisik secara ketat agar fisik para aktor terbentuk jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Kemudian Aan sebagai koordinator tim panggung bersama Firman selaku art director menjelaskan bahwa dekorasi dan artistik di pertunjukan Ladang Binatang ini menggunakan konsep peternakan yang secara umum ada di Indonesia. “Jadi bukan Eropa seperti di novel,” kata Firman.
Untuk iringan musik yang akan disajikan di pertunjukan Ladang Binatang ini nanti juga akan didominasi dengan musik-musik perjuangan yang penuh semangat. Serta beberapa musik bernuansa komedi agar penonton tergelak saat menyaksikan pertunjukan itu. Hal tersebut disampaikan oleh Beta selaku koordinator tim musik.
Peragaan kostum dan make up pementasan Ladang Binatang di acara Artist Talk. -Anggi Frima Damayanti/Harian Disway-
Mengenai rias dan kostum di pertunjukan Ladang Binatang ini akan sangat berbeda dengan pertunjukan teater realis secara umum. Kadek Diah mengatakan bahwa kostum dan rias para aktor nantinya lebih artsy dengan sentuhan 3 dimensi serta body painting. Setiap tokoh memiliki karakternya masing-masing dan sangat ditonjolkan, salah satunya melalui rias dan kostum mereka.
Tak terasa acara Artist Talk itu berlangsung selama 3 jam. Habib dan Ateng yang memandu acara menyampaikan bahwa sudah saatnya teater dapat disaksikan oleh semua kalangan dan tidak hanya pelaku teater.
Teater Institut juga menyuarakan ajakan lewat medsos mereka. Di Instagram @teater_institut, mereke menulis begini:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: