Sekolah Ciputra Gelar Visual Art Exhibition, Pamerkan Tugas Akhir Siswa Kelas 12 Seni Visual IBDP
Miyauchi Mai menjelaskan karyanya kepada pengunjung-Syahrul Rozak Yahya-
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Corepreneur Facility Universitas Ciputra Surabaya bikin pameran Visual Art Exhibition, Kamis 16 Maret 2023. Mereka memamerkan karya siswa kelas 12 kelas International Baccalaureate Diploma Programme (IBDP).
Hati-hati, tangan mereka menata, memajang, menyusun setiap detil yang ingin dipertontonkan kepada para tamu.
BACA JUGA:Warga Klampis Geruduk Chug Bar, Buntut Pengeroyokan 12 Maret
BACA JUGA:Ini Menu dan Harga Bukber di Ramadan Heritage Novotel Samator Surabaya Timur
Tak ingin ada yang terlewat, sesekali para pengajar mengingatkan dan memberi masukan terhadap tampilan karya yang telah terpajang. Bergantian juga memberi apresiasi. Ucapan selamat terdengar di mana-mana.
IBDP Visual Art Exhibition merupakan wujud apresiasi terhadap siswa atas kreativitas, semangat, dan kerja keras mereka selama 2 tahun di kelas Seni Visual IBDP.
Pengunjung mengamati karya dari Miyauchi Mai-Syahrul Rozak Yahya-
“Dalam setiap karya, mereka fokus pada dua hal. Teknik yang ingin digunakan dan apa yang ingin mereka tuangkan dalam seni,” ujar Adam Bachmeyer, Kepala Desain di Sekolah Ciputra.
Ia mengatakan bahwa karya-karya siswa kelas 12 tersebut dipersiapkan selama satu setengah tahun. “Setiap siswa juga memiliki ide mereka sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Hal ini terlihat dari setiap karya-karya seni yang ditampilkan. Mulai dari Nature, Loneliness, Humans Emotions, Identity and Culture, hingga Struggle of Being a Woman.
BACA JUGA:Hore! Jimin BTS Tampil Lagi di Music Bank KBS
BACA JUGA:IVE Bagikan Teaser Full Album Perdana, Kapan Rilis?
Tak hanya membuat sekadar karya, siswa-siswi Sekolah Ciputra benar-benar menyampaikan sebuah pesan melalui karya seni yang dibuat.
Mengimplementasikan teknik, membuat perbandingan dengan ahli-ahli seni terkemuka, dan mengembangkan karya-karya mereka.
Miyauchi Mai menjelaskan karyanya kepada pengunjung-Syahrul Rozak Yahya-
Seperti halnya Miyauchi Mai. “Dalam Unchanged, A Self Portrait, Saya mencoba merepresentasikan dua kebudayaan, Jepang dan Indonesia. Karena Saya ingin menunjukkan diri Saya sebagai orang yang memiliki budaya Jepang, jadi di sini menggunakan gambar kimono,” ujarnya.
BACA JUGA:Stephen Curry Cetak 50 Poin, Warriors Tetap Kalah
BACA JUGA:Anies Pulang Kampung ke Surabaya
“Perbandingannya adalah foto diri saya saat ini, mengenakan kimono dan foto saya beberapa tahun yang lalu, mengenakan kimono juga. Dari situ, saya membuat perbandingan dan menunjukkan bahwa identitas dan budaya saya tidak berubah,” lanjut perempuan keturunan Jepang itu.
Mai menceritakan bahwa masa pembuatan karyanya paling lama adalah satu pekan. Kendati begitu, dia merasa lega dan puas akan hasil karyanya. “Senang bisa menceritakan pengalaman saya melalui karya seni kepada para tamu,” imbuhnya. (Umaimah ‘Iffat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: