NgARTbuburit Bareng UYCC di Hotel Win Surabaya
Pengunjung memasuki ruang gallery UYCC, Lantai 2, Win Hotel, Embong Tanjung, Surabaya.-Sahirol Laeli-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Lobby Hotel Win ramai pengunjung pukul, 15.00 WIB, Sabtu, 25 Maret 2023. Pengunjung kompak dengan dresscode serba putih. Simple namun aesthethic. Cocok untuk nuansa Ramadan.
Unicorn Young Collector Club (UYCC) menggelar acara pameran seni di Lantai 2, Hotel Win, Embong Tanjung, Surabaya itu. Konsep acaranya: NgARTbuburit. Menunggu berbuka puasa sambil melihat pameran seni. T
Ruang hotel lantai 2 disulap menjadi pameran seni. Cukup mencengangkan, ruangan mungil itu disulap jadi estetik dan Instagramble. Menawan. Cocok untuk kalian yang senang berfoto-foto.
Tak perlu khawatir. Disini ada pemandu untuk menjelaskan beberapa karya yang dipamerkan. Salah satunya Johanes yang membawa kami berkeliling memutari lorong pameran.
Pada pintu masuk pertama, kami disuguhkan dengan makna "Continuity" merupakan sub tema yang diusung pada pagelaran ini. Founder Unicorn Creative Space Alridge Tjiptarahardja, menjelaskan konsep itu. "Continuity berarti keberlanjutan, kesinambungan, atau keterusan, semangat yang perlu diterapkan dalam aspek kehidupan kita." ungkap Ridge sapaan akrabnya
Alridge Tjiptarahardja (Berkemeja Putih), Founder & CEO of Unicorn Creative Space sedang menjelaskan maksud dari konsep -Sahirol Laeli-
Menurutnya, Eksibisi ini merupakan buah kolaborasi orang-orang yang tekun dalam bidangnya. Membuktikan bahwa keberlanjutan dalam proses berkarya merupakan salah satu faktor keberhasilan seniman.
Kami diajak menikmati karya Noah Project. Di dekatnya terdapat lukisan Adinda Calista Utami. Lukisan itu terinspirasi dari cerita Batara Durga. Dengan Latar belakang hitam, perempuan dan Laki-laki yang berwarna merah kebiruan. Karya itu menggambarkan ketimpangan kuasa antar gender dan beratnya ekspektasi yang ditumpukkan pada perempuan.
"Dualitas dari sosok durga merupakan representasi sosok nyata dari seorang perempuan seutuhnya." ucap ucap Johanes pemandu pameran itu.
Lanjut, disebelah lukisan Adinda ada lukisan berlatar kuning dan biru. Ada seseorang yang sedang memancing pada sore hari di laut. Lukisan itu milik Evelyn Kosasih. Mahasiswa lulusan Universitas Kristen Ciputra, Surabaya.
Lukisannya diberi nama "Baik Adanya". Dia terinspirasi oleh ketetapan atau jalan yang diberikan oleh Tuhan. Karena setiap makhluk hidup memiliki jalan dan ketentuannya masing-masing.
Seperti yang dilukisnya. Ikan yang baik berada di perairan. Ayam yang baik sesekali menegadah. Begitupun manusia, yang berakal dan beriman.
Sebelah lukisan Evelyn, ada gambar seorang perempuan yang sedang memegang payung. Di sekelilingnya banyak hewan dan tumbuhan yang berwarna-warni.
Karya itu milik seniman yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Elka Elva Chandra. Ternyata maksud dari karya itu dia ingin menggambarkan seorang anak perempuan yang sedang hujan-hujanan. Tapi caranya dengan berekspresi menciptakan dunianya sendiri. Seakan-akan kita dibawa ke masa lalu lewat lukisannya.
Tiga karya Noah Project itu paling banyak mendapatkan atensi dari pengunjung. Secara keseluruhan, Noah Project sendiri membawa 9 karya dengan seniman terbaiknya. Adinda Calista Utami, Evelyn Kosasih, Fauzan, Raka Jana, Sastia Naresvari, Tamara M. Alamsyah, Tortorot, Valdo Manullang. Mereka memiliki karya yang unik.
Ruangan karya Noah Project yang sering dijadikan tempat berfoto oleh pengunjung. Dari kiri Lukisan milik Evelyn Kosasih, Elka Elva Chandra, Fauzan, Tortorot, dan Valdo Manullang (kanan)-Sahirol Laeli-
Berjalan ke sebelah barat, terdapat 2 lukisan menarik dengan makna yang sama. Karya milik Aulie dari Seni Visual Pola Circa. Gambar itu dilukis dengan cat minyak, tetapi memiliki visual yang bertuliskan "Rasa dan Confused" Ini menggambarkan 2 orang perempuan dengan rasa penyesalan dan kekecewaan terhadap kerabatnya sendiri.
2 Karya milik Aulie dari Seni Visual Pola Circa yang memiliki makna Kekecewaan terhadap kerabatnya sendiri-Sahirol Laeli-
Berjalan ke arah timur, terdapat 3 koleksi karya abstrak dari Teh Villa. Backdrop lukisan itu berwarna merah. Merepresentasikan Teh Villa yang identik dengan warna merah.
Karya abstrak milik Teh Villa-Sahirol Laeli-
Johanes lanjut mengajak pengunjung ke lorong kecil yang gelap. Terlihat menyeramkan. Tapi ternyata tak seseram yang di kira. Disitu terdapat visual motion grafis berwarna orange dan biru yang diputar secara bergantian. Menggambarkan tentang dunia yang begitu dinamis.
"Jika kita berlari dan menggerakan tangan ke arah visual, gambar ini bergerak. Seakan mengikuti arah kita. Sama dengan dunia yang terus bergerak secara dinamis," ujar Kak Jo sapaan akrabnya. Selain itu juga terdapat photobox berlatar video mapping. Karya itu milik Lzy Visual.
Visual motion graphic, karya dari Lzy Visual.-Sahirol Laeli-
Di depan gambar visual, terdapat pola kreatif dari kaca plastik yang membentuk gelombang. Jika dari depan nampak biasa saja. Ternyata motifnya terdapat di pantulan cahaya yang terpapar ke akrilik sehingga menjadi bias pola indah mirip air yang mengalir. (Candraditya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: