Momentum Puasa Ramadan: Jalin Hubungan Baik dengan Alam Semesta
Purnawan Basundoro--
Sifat manusia yang cenderung tanpa batas juga diingatkan Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Ath-Thabrani. Yakni, ”Seandainya manusia memiliki satu lembah harta, sungguh ia akan berambisi untuk memiliki lembah yang kedua. Dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia akan berambisi untuk memiliki yang ketiga. Dan tidak ada yang membuat penuh perut manusia (puas) kecuali tanah (mati).”
Perut manusia –walaupun memiliki wujud yang kecil dan terbatas, tetapi karena bercampur dengan nafsu yang ada di pikiran manusia– seakan-akan menjadi tidak terbatas. Pengendalian hawa nafsu manusia terhadap keinginan-keinginan material dilatih melalui puasa. Sifat manusia yang tamak jika tidak dikendalikan akan merusak alam semesta.
Hal itu sesuai dengan peringatan malaikat kepada Allah ketika akan menciptakan manusia sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30: ”Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih denga memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Pertanyaan malaikat tersebut langsung dijawab Allah: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Bisa jadi puasa Ramadan adalah salah satu jawaban Allah atas kegusaran malaikat terhadap sosok manusia yang diturunkan ke bumi yang cenderung merusak tersebut. Melalui mekanisme puasa, hawa nafsu manusia terhadap hal-hal yang bersifat material dari alam untuk mengisi perutnya bisa dikendalikan sehingga tingkat kerusakan alam semesta juga bisa dikurangi.
Puasa akan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi manusia karena frekuensi makan menjadi berkurang satu kali pada siang hari. Saat diperbolehkan untuk makan lagi, yaitu saat buka puasa, volume makanan yang dimasukan ke perut juga diatur, tidak boleh berlebihan. Rasululah saat berbuka puasa tidak pernah makan berlebihan.
Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadis, ”Rasulullah berbuka dengan beberapa ruthab (kurma muda) sebelum salat, jika tidak ada ruthab, dengan beberapa kurma dan jika tidak ada juga, maka meneguk beberapa tegukan air.”
Jika seluruh umat manusia bisa menjalankan prinsip-prinsip puasa dengan baik sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah saat beliau berpuasa, dan kemudian prinsip tersebut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah alam semesta akan terjaga dengan baik.
Sayangnya, banyak dari kita yang menjalankan ibadah puasa Ramadan tetapi tidak secara kafah atau tidak secara menyeluruh. Saat siang memang berpuasa dengan cara tidak makan dan tidak minum, tetapi saat berbuka nyaris tidak bisa menahan nafsu untuk memenuhi perutnya dengan makanan dan minuman secara berlebih.
Banyak kegiatan buka bersama berubah menjadi ajang untuk berpesta pora menghabiskan makanan dan minuman secara berlebihan. Tidak makan satu kali pada siang hari tergantikan dengan makan berkali-kali saat malam. Jika itu yang terjadi, alam semesta pun tetap akan mengalami kerusakan karena eksploitasi yang berlebihan.
Selain terkait dengan pengendalian diri terhadap hal-hal yang bersifat material yang terkandung di alam semesta, puasa pada hakikatnya juga mengingatkan kita semua bahwa kesadaran hidup kita di dunia sangat bergantung pada gerak alam semesta.
Apa yang menjadi penanda bahwa kita sudah memasuki bulan Ramadan dan harus memulai ibadah puasa? Apa yang menjadi penanda bahwa waktu makan sahur telah usai karena sudah memasuki waktu imsak dan kita harus memulai untuk berpuasa? Apa pula yang menjadi penanda bahwa puasa kita harus diakhiri karena magrib sudah tiba?
Tidak lain dan tidak bukan adalah gerak tata surya: matahari, bumi, dan bulan. Jika kita tidak memperhatikan gerak tata surya dengan cermat, niscaya ibadah puasa kita akan rusak. Bukankah ada jam sebagai penanda waktu? Jam hanyalah alat bantu yang rujukannya juga alam semesta.
Puasa pada hakikatnya melatih kepekaan kita terhadap gerak dan kondisi alam semesta. Melalui ibadah puasa Ramadan, kita bisa mengoreksi diri kita, seperti apakah hubungan kita dengan alam semesta dalam keseharian?
Jika kita menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan baik sesuai dengan apa yang diperintahkan Al-Qur’an dan sunah rasul, insya Allah hubungan kita dengan alam semesta juga akan berjalan dengan baik. Jika seluruh umat Islam menjalankan puasa dengan baik, insya Allah alam semesta akan terjaga dengan baik pula. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1444 H. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: