Jauh dari Keluarga Bukan Halangan Membuat Ramadan Serasa di Rumah

Jauh dari Keluarga Bukan Halangan Membuat Ramadan Serasa di Rumah

Buka bersama keluarga dan teman-Thirdman-Pexels

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Siapayang sedang jauh dari keluarga? Tengah merantau berada di lingkungan baru. Sedang mencoba kuat menerima kenyataan hidup baru. Atau untuk yang saat ini berjuang untuk mendapatkan keutamaan Ramadan.

 

Ramadan selalu identik dengan riuh kebersamaan kerabat dan keluarga. Menjelang hilangnya senja, dapur sudah tercium aroma yang menggugah selera. Begitu lantunan azan Maghrib terdengar, satu sama lain mulai membatalkan puasa sambil bercengkrama. Hingga tiba waktunya tarawih, bersama-sama menuju masjid melaksanakan salat istimewa yang hanya ada di bulan suci.

 

Gambaran momen-momen hangat itu selalu menjadi tolak ukur kenikmatan Ramadan setiap tahunnya. Namun, tidak semua umat muslim punya kesempatan untuk merasakan momen ideal itu lagi dan lagi.

 

Terkadang bukan keinginan hati, melainkan keadaan yang mengharuskan diri untuk menjalani Ramadan jauh dari keluarga. Namun, tidak perlu khawatir. Kamu bisa bawa suasana rumah di lingkungan barumu untuk jadi obat rindu selama Ramadan.

 

Sejatinya, Ramadan dapat dimaknai sebagai bulan penuh berkah untuk seluruh makhluk di muka bumi. Maka, percayalah di mana pun kita berada Allah akan memberikan keberkahan Ramadan tersendiri untuk umatnya.

 

Rasulullah SAW bersabda. “Amal tergantung niat, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah,” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

 

Semua amal bergantung pada niat. Jadi, mulai niatkan diri untuk menjalani ramadan dengan situasi baru yang menyenangkan dan bermakna. Dengan niat, kita bisa fokus dengan tujuan untuk mencapai keutamaan Ramadan dengan maksimal.

 

Setelah itu berdoalah, seperti Yahya bin Abi Katsir, seorang murid sahabat Nabi,

 

اَللّٰهُمَّ سَلّمْنِيْ إِلى رَمَضانَ وَسَلّمْ لِي رَمَضانَ وَتَسَلَّمْه مِنِّي مُتَقَبَّلا

(Allahumma sallimni ila Ramadhan wa sallim li Ramadhan wa tasallamhu minni mutaqabbala)

 

Artinya: “Ya Allah! Peliharalah aku hingga menuju Ramadan, jagalah Ramadan untukku, dan terimalah dariku (amal ibadah),”

 

Mengingat saat ibu memasak untuk buka keluarga, mencerminkan diri untuk saling berbagi dengan sesama. Kita bisa berbagi kebahagiaan dengan mengajak teman berbuka puasa, berbagi takjil, dan banyak hal yang bisa kita bagi sesuai dengan kemampuan.

 

Ada satu kebiasaan masyarakat Jawa di beberapa daerah, termasuk lingkungan rumahku. Ketika mendekati Ramadan, umat Sslam akan melaksanakan megengan. Megengan dilakukan dengan berbagi makanan pada tetangga-tetangga sekitar baik muslim maupun non-muslim.

 

Salah satu tradisi dari setiap kampung halaman bisa diterapkan di lingkungan baru agar kita merasa nyaman. Bisa juga dengan mendekorasi rumah menjadi penuh nuansa Ramadan. Memutar murottal Alquran, mendengarkan ceramah agama dari media sosial seperti setelah Subuh, menjelang berbuka, atau saat melakukan pekerjaan.

 

Yang terpenting, jika kamu pendatang baru, cobalah berbuka dan salat tarawih di sana. Kamu akan tetap merasakan kebersamaan Ramadan dengan orang-orang yang supportif dan menyenangkan. Terapkan juga hal baru yang belum pernah kamu lakukan pada Ramadan sebelumnya, seperti membaca 1 juz Alquran setiap harinya. Dengan begitu, Ramadan yang kamu lalui tetap akan terasa bermakna.

 

Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga kita semua dalam mencapai keutamaan Ramadan dengan sebaik-baiknya. Insyaallah. (Hendrina Ramadhanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: muslimmatters.org