Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 16): Masjid Sabilillah, Sidoarjo; Sedia Food Box

Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 16): Masjid Sabilillah, Sidoarjo; Sedia Food Box

Bangunan Masjid Sabilillah di Perumahan Mandiri Residence, Sidoarjo, yang dibangun oleh developer perumahan pada 2018. Setelah itu semua fasilitas yang ada diupayakan dari swadaya warga.-Syahrul Rozak Yahya-

SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Dibangun di kompleks Perumahan Mandiri Residence, berbagai kegiatan Masjid Sabillilah didukung warga. Meskipun tak begitu luas dan megah, keberadaannya sangat bermanfaat untuk masyarakat umum.  

 

Gerbang dengan arsitektur ala Eropa. Lengkap dengan patung figur berpakaian Romawi, mengendarai kuda. Itulah pintu masuk perumahan elit Mandiri Residence, Krian, Sidoarjo. Di samping kanan dan kiri adalah ruko yang berjajar.

 

Masuk ke dalam, puluhan rumah mewah ada di sisi utara dan selatan. Memanjang hingga ke timur. Terbagi dalam blok-blok. Lapangan tenis di tengah perumahan, di bawah pepohonan rindang. Azan Asar terdengar. Beberapa pria meletakkan raketnya sejenak. Bergegas salat di Masjid Sabilillah.

 

Siang itu, salat Asar dipimpin oleh Ustaz Sutrisna, salah satu pengurus masjid. Saat hendak diwawancarai, ia menyerahkan pada Muhammad Syahrul Munir, marbot masjid. ”Biar yang muda yang berbicara. Beliau ini tahu banyak kok,” ungkapnya. 

 

Syahrul tersenyum. Agak gugup. Ia pun didampingi oleh Suhari, humas Masjid Sabilillah. ”Jadi masjid ini dibangun oleh developer perumahan pada 2018. Setelah itu semua fasilitas yang ada berasal dari swadaya warga,” ujar Syahrul, memulai pembicaraan. 

 


Sebuah etalase terbuat dari alumunium dengan bagian atas dan bawah betupa kaca dan terdapat stiker di bagian pojok kanan atasnya bertuliskan Food Box Gratis.-Syahrul Rozak Yahya-

 

Terdapat beberapa fasilitas yang ada dalam masjid itu. Seperti ruang baca, wifi gratis serta ruang parkir yang cukup luas, di depan dan halaman belakang. Jelang bulan puasa, para jemaah mengadakan megengan. Kemudian saat puasa, Masjid Sabilillah selalu mengadakan buka bersama. Makanan dan minuman berasal dari warga sekitar. ”Setiap hari ada 5 KK yang membawa makanan kemari. Makanan-makanan itu dikumpulkan, kemudian dibagikan secara gratis saat berbuka. Untuk siapa saja. Umum. Tak sebatas warga perumahan,” kata pria 21 tahun itu.

 

Maka tak jarang, menjelang berbuka, selain masyarakat setempat, beberapa sopir online, para pekerja bangunan kerap ngabuburit di halaman masjid itu. ”Tapi kalau makanan gratis, tak hanya untuk berbuka saat bulan puasa. Sebelumnya kami punya food box,” terangnya.

 

Syahrul pun beranjak ke halaman depan. Di sisi timur masjid tersebut terdapat ruangan yang memanjang ke belakang. Biasanya digunakan untuk menampung jemaah apabila jumlahnya banyak atau dimanfaatkan sebagai ruang baca. 

 


Peserta mengaji di masjid, Gusti Ghazia Hafiza, tengah tekun membaca Alquran.-Syahrul Rozak Yahya-

 

Di sisi depan ruang itu, terdapat etalase yang tiap sisinya terbuat dari alumunium. Bagian atas dan bawah adalah kaca. Terdapat stiker di bagian pojok kanan atas etalase tersebut: Food Box Gratis. ”Nah, warga yang dermawan sering membawa makanan, kemudian diletakkan di tiap ruang etalase ini,” ujarnya.

 

Jenis makanannya bermacam-macam. Baik makanan ringan atau berat. ”Tapi yang paling sering buah-buahan. Kalau saat ini tentu tidak ada apa-apa. Kan sedang puasa,” tambahnya.

 

Warga boleh menyumbang makanan dan minuman, dengan syarat harus memenuhi kriteria: halal, sehat, bergizi, segar dan baru. ”Kalau makanan harus halal, sehat, bukan makanan kemarin atau yang disimpan terlalu lama. Harus baru. Kalau buah-buahan harus segar,” terangnya. Sedangkan minuman, diletakkan di kulkas yang berada tepat di sampingnya.

 

Di majid itu, setiap hari setelah Subuh, dilakukan pengajian yang diikuti oleh para laki-laki. ”Kalau untuk ibu-ibu, pukul 8 sampai 10 pagi,” ujar Suhari. Kemudian setiap hari Minggu, satu minggu sekali terdapat kajian Subuh, yang diselenggarakan usai salat Subuh.

 


Jemaah salat Asar yang saat itu, 27 Maret, tengah dipimpin oleh Ustaz Sutrisna, salah satu pengurus masjid.-Syahrul Rozak Yahya-

 

Pengisi kajian itu bergantian. Paling sering adalah Ustaz Muhammad Yandi Sali, ketua takmir Masjid Sabilillah yang juga warga sekitar. ”Kami juga mengundang ustaz-ustaz dari luar. Selain kajian Subuh, juga tiap salat Jumat. Ustaz yang kami undang, salah satunya adalah Ustaz Habib Ahmad bin Hasan Al Mansyur dari Sidoarjo,” ujar Suhari.

 

Jelang pukul empat sore, beberapa anak kecil datang ke masjid itu. Para orang tua mengantarkan mereka, ada juga anak-anak yang berjalan kaki atau menggunakan sepeda sendiri. Jumlahnya cukup banyak. Siang itu, 27 Maret 2023, terdapat lebih dari 30 anak. ”Sebagian besar anak-anak warga sini kalau belajar mengaji ya di Masjid Sabilillah ini,” ungkap pria 55 tahun itu.

 

Salah seorang anak, Gusti Ghazia Hafiza, terlihat tekun membaca ayat-ayat Alquran. Dia didampingi oleh pengajarnya, Ustazah Hanim. Keceriaan dan kesungguhan anak-anak untuk belajar terlihat di masjid itu. 

 

Suhari menyebut bahwa pengurus masjid dibantu warga sedang berencana untuk melakukan pelebaran ruang salat serta pembangunan fasilitas wudu. ”Di belakang, ruang wudunya tak begitu besar. Insyaallah segera kami bangun dan lebarkan. Sehingga jemaah merasa nyaman salat di Masjid Sabilillah,” pungkasnya. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: