Gerhana Matahari Jadi Hiburan Para Pemudik di Surabaya

Gerhana Matahari Jadi Hiburan Para Pemudik di Surabaya

Warga melihat gerhana Matahari cincin parsial dengan menggunakan kacamata filter matahari di halaman Balai Kota Surabaya, Kamis, 20 April 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY – H-2 Lebaran sudah banyak para pemudik yang tiba di kampung halaman masing-masing. Termasuk yang pulang ke Kota Surabaya. Sebagian dari mereka datang ke Taman Surya di Balai Kota sejak pukul 09.00 tadi pagi. Yakni untuk melihat fenomena gerhana matahari bersama sanak famili.

Tengok saja Abraham Edward Marcello Situmorang dan Mutiara Agatha Situmorang. Kakak beradik asal Malang itu sengaja meminta mudik lebih awal.

"Minta ke papa berangkat kemarin karena pengin lihat gerhana langsung dari Surabaya," kata Marcello. Bocah kelas 6 SD My Little Island ini mengetahui informasi acara tersebut dari akun Instagram Surabaya Astronomy Club (SAC). Jadwalnya pun pas di masa libur sekolah dan cuti bersama.

BACA JUGA:Gerhana Matahari Parsial Muncul Mulai 09.40 Pagi di Langit Surabaya

Marcello sangat puas dengan pengalamannya kali ini. Ia merasa beruntung bisa melihat fenomena gerhana matahari secara sempurna. Hanya dengan memakai kacamata filter matahari. 

Motivasinya kali ini memang lebih kuat. Yakni sejak ia merasa gagal melihat gerhana matahari di langit Bekasi pada 2019 silam. "Gak kelihatan apa-apa pas itu. Mungkin karena saya masih kecil," celetuknya polos.

Hal sebaliknya terjadi kepada si adik, Mutiara. Gadis yang masih duduk di bangku kelas 3 SD itu justru beruntung. Baru kali pertama melihat gerhana matahari dan tanpa gangguan. "Beautiful sekali. Bagus, indah," ucap Mutiara yang berdiri di samping Marcello.


Abraham Edward Marcello Situmorang (kiri) dan adiknya, Mutiara Agatha Situmorang, melihat gerhana matahari di halaman Balai Kota Surabaya, Kamis, 20 April 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway

Perasaan girang seperti Mutiara itu juga dialami oleh para warga lain yang hadir. Salah satunya, Galuh Selar, warga Jagir. "Ini baru pertama lihat. Bagus juga. Seneng," ujar Galuh lantas meringis.

Kesempatan tersebut tak dinikmati sendiri. Mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu pun mengajak Aliyah Nur Rahmah, saudara sepupu yang baru saja datang dari Bandung. Yang sedari tadi juga terlihat asik melihat gerhana dengan memakai kacamata filter.

"Sepupu saya tahu dari info kampus. Saya baru nyampe kemarin langsung diajak," jelas Aliyah. Namun, ini bukan pengalaman perdana. Sebab, gadis Sunda tersebut pernah menyaksikan gerhana matahari secara langsung dari langit Bandung. Bahkan metodenya unik yakni lewat kamera lubang jarum.

Tetapi, kata Aliyah, tentu visualnya lebih jelas kalau melihat dengan alat yang lebih modern. Dia pun menjajal melalui teleskop dan tampilan layar laptop dari kamera hidrogen alfa. "Yang paling bagus dan detail jelas dari laptop," kata Aliyah. 

Fotografi SAC Joshua Anderson mengatakan, meneropong gerhana lewat kamera hidrogen alfa memang bisa menghasilkan gambar yang mendetail. Bahkan flare di garis tepi matahari sangat terlihat jelas. Seperti bercak yang menyembur.

"Flare itu berasal dari hidrogen. Menandakan bahwa matahari ini aktif," tandasnya. Puncak gerhana matahari di langit Surabaya pun terjadi pada pukul 10.54 siang. Sayang, tidak sampai total maupun cincin. Hanya berhenti pada parsial (sebagian). Matahari tertutup 58,59 persen oleh bulatan gelap bulan. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: