Penobatan Raja Charles III, Publik Inggris Makin Apatis

Penobatan Raja Charles III, Publik Inggris Makin Apatis

RAJA CHARLES III dan Permaisuri Camilla mengikuti acara minum teh yang diadakan sejumlah relawan di Colchester Library, Colchester, 7 Maret 2023.-BEN STANSALL-AFP-

LONDON, HARIAN DISWAY – Hari besar itu akhirnya tiba. Delapan bulan setelah wafatnya Ratu Elizabeth III. Pada Sabtu, 6 Mei 2023, Raja Charles III secara resmi akan dinobatkan sebagai penguasa Inggris Raya. Walaupun, dukungan untuk keluarga kerajaan semakin lama semakin turun.

 

Posisi Raja Charles III dalam kancah kenegaraan sejatinya cukup penting. Raja berusia 74 tahun itu adalah kepala negara Inggris Raya (Inggris, Skotlandia, Irlandia Utara, dan Wales). Plus 14 negara persemakmuran yang di antaranya ada Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua Nugini, hingga Jamaika.

 

Selain itu, secara otomatis Charles juga memimpin Gereja Inggris. Ini adalah gereja induk bagi seluruh jemaat Gereja Anglikan di seluruh dunia.

 

BACA JUGA : Elizabeth Ratu Terlama

BACA JUGA : Panjang Umur Ratu Elizabeth II…!

 

Namun, situasi sosial dan politik sudah banyak berubah dibandingkan dengan awal pemerintahan Elizabeth II, tujuh dekade silam. Soal gereja, misalnya. Jumlah umat menyusut. Pengaruh agama mulai hilang di tengah-tengah kehidupan warganya. Padahal, monarki Inggris harus mengusung simbol-simbol keagamaan tersebut.

 


FOTO KENANGAN ketika mendiang Ratu Elizabeth II duduk di singgasana kerajaan sebelum membuka sesi parlemen di Houses of Parliament, London, 14 Oktober 2019. Ratu didampingi Pangeran Charles yang menjadi penerus takhta.-TOLGA AKMEN-AFP-

 

Pada sensus 2021, sekitar 22,2 juta orang di Inggris dan Wales mengaku tidak beragama. Itu artinya 37,2 persen dari populasi. Jumlah tersebut naik jika dibandingkan pada sensus 2011. Ketika itu, ’’hanya’’ 14,1 juta orang (25,2 persen) populasi yang mengaku tanpa agama.

 

Minat warga pada penobatan raja juga drop. Memang, sebagian besar warga senang karena ada akhir pekan panjang (long weekend) saat penobatan. Tetapi, ada 35 persen warga yang mengaku tidak begitu peduli pada seremoni tersebut. Sedangkan 29 persen lain mengaku sama sekali tidak peduli. Dan mereka yang apatis itu adalah anak-anak muda.

 

Kaum muda itu juga cenderung menginginkan kepala negara yang dipilih. Bukan turun temurun. Inilah yang menjadi amunisi penyokong Republic, kelompok antimonarki. Mereka sudah berencana demonstrasi saat hari penobatan. Sudah membuat kaus dengan tulisan Not My King. Bukan Rajaku!

 

’’Penobatan itu adalah simbol keistimewaan yang turun-temurun. Itu sudah tidak cocok untuk masyarakat modern,’’ kata Graham Smith, ketua Republic. Mereka juga menentang posisi raja Inggris sebagai kepala negara otomatis di negara persemakmuran. Terutama di Karibia.

 

Tetapi, penobatan akan terus berjalan. Sejarah akan tercipta. Misalnya, inilah penobatan dengan jeda waktu terlama dengan kepala negara sebelumnya. Yakni, 70 tahun. Maklum, umur Ratu Elizabeth II begitu panjang. Baru wafat saat berumur 96.

 


SERAGAM BARU anggota Yeoman Warder, salah satu regu penjaga di Inggris, yang menampakkan simbol pemerintahan Raja Charles III, Senin, 24 April 2023.-BEN STANSALL-AFP-

 

Lalu, penobatan itu juga menjadi yang kedua dalam sejarah yang disiarkan televisi secara langsung. Yang pertama ya penobatan Ratu Elizebeth II.

 

Charles adalah raja/ratu ke-40 yang dinobatkan di Westmister Abbey, gereja tua di tengah-tengah London. Raja pertama yang dilantik secara resmi di gedung tua itu adalah William I pada 1066.

 

Selain Charles III, yang juga dinobatkan adalah Camilla. Istri kedua Charles itu akan menjadi permaisuri. Bagi keluarga kerajaan Inggris, upacara penobatan itu memang sebuah tradisi lama yang turun temurun. Tetapi, kali ini mereka mengemasnya dalam warna baru yang lebih modern. Kita tunggu saja… (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: