Soal ”Halal Darah” Dipolisikan

Soal ”Halal Darah” Dipolisikan

Ilustrasi Andi Pangerang Hasanuddin ancam bunuh Muhammadiyah.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Mengapa begitu banyak bullying via medsos?

Dikutip dari MiddleWeb, 30 Januari 2023, bertajuk Facing Up to Cultural and Religious Bullying, karya Laleh Ghotbi, guru SMA di Salt Lake City, Amerika |Serikat (AS), bullying via medsos di AS juga mayoritas dilakukan anak dan remaja. Tapi, ada juga pelaku dan korban orang dewasa.

Laleh Ghotbi, asal Iran, mendefinisikan bullying sebagai penyalahgunaan kekuasaan. Bisa sekali, bisa berulang-ulang. Mengakibatkan kerugian fisik, sosial, dan/atau psikologis pada korban. Itu definisi yang dikutip dari National Centre Against Bullying (NCAB). 

Di kasus Andi versus Muhammadiyah, merugikan secara sosial. Sebab, belum terjadi pembunuhan.

Bullying bisa berbahaya. Ghotbi: ”Holocaust tidak dimulai dengan kamar gas. Itu dimulai dengan ujaran kebencian terhadap minoritas.” Maka, dia menuntut pengelola media sosial ikut bertanggung jawab atas ujaran kebencian via medsos.

Tapi, mana mungkin Facebook atau medsos lain mau bertanggung jawab. Itu sudah berlangsung puluhan tahun. 

Solusinya, Ghotbi mengatakan: ”Anak-anak kita, dari semua latar belakang, mewakili semua jenis kelamin, warna kulit, kepercayaan agama, dan tradisi budaya, terlepas dari kondisi kesehatan fisik dan mental mereka, adalah masa depan negara kita (AS). Kekuatan dan kemakmuran bangsa kita bergantung pada kesejahteraan dan kesuksesan anak-anak kita serta kemampuan mereka untuk bekerja sama dan berkolaborasi.”

Akhirnya: ”Mari kita menanam benih kebaikan, toleransi, dan penerimaan sehingga kita dapat menyaksikan anak-anak kita tumbuh menjadi orang dewasa yang penuh perhatian dan penyayang yang peduli pada orang lain dan fokus pada kesamaan kita daripada perbedaan kita. Bangsa yang terpecah belah tidak dapat bertahan lama.”

Jika belajar dari guru AS berbangsa Iran itu, disebutkan kata yang juga relevan di Indonesia: toleransi. Itu yang sekarang kita lemah. Ogah toleran, menghalalkan darah saudaranya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: