Soe Tjen Marching dan Fakta Gerakan 1 Oktober 1965: Tiga Versi tentang Bing (7)
Soe Tjen Marching dalam sebuah pertemuan bersama para aktivis. Membahas buku kumpulan puisi berjudul Tiga Kitab. -Elvina Tabitha-
Karena saat itu Soe Tjen masih kecil. "Takut juga kalau mulut saya ke mana-mana. Cerita-cerita ke banyak orang kalau papa pernah dipenjara. Tahu sendiri kan stigma eks tahanan politik itu buruk di masyarakat," ujarnya.
Soe Tjen Marching selama berada di Inggris. Dia mengisi waktu dengan mengajar dan bersepeda. -Soe Tjen Marching-
Tapi dari ketiga versi itu, yang paling mendekati kebenaran adalah versi yang diceritakan Yuliani. Memang Bing pernah masuk sebagai anggota partai yang tidak dikehendaki Orde Baru itu. Kata "fitnah" yang dilontarkan adalah semacam protes. Bahwa sebenarnya suaminya tak terlibat sama sekali dengan peristiwa pembunuhan jenderal di Jakarta pada 1965. Tapi tetap, ia menerima tuduhan-tuduhan keji hingga dipenjarakan.
BACA JUGA: Soe Tjen Marching dan Fakta Gerakan 1 Oktober 1965: Polemik Dua Sisi (Seri 6)
Mama Soe Tjen memang begitu rapat menyembunyikan fakta pada masa lalu. Sebab, peristiwa itu membuatnya pilu. Bahkan Soe Tjen baru mendapatkan banyak keterangan pada tahun-tahun belakangan. "Ya pelan-pelan mama saya mulai terbuka. Tapi ya cukup lama juga terbukanya. Harus menguatkan diri," ujar bungsu empat bersaudara itu.
Pun ketika Soe Tjen telah aktif sebagai aktivis dan cendekiawan, dia baru mengetahui tentang berbagai peristiwa yang dialami papanya dalam penjara, juga kondisi keluarga saat ditinggal kepala keluarga.
"Pada satu kesempatan, mama saya bicara tentang kondisi papa di dalam penjara. Kurus kering, lemah, makanan minim dan tak cukup sampai di situ. Papa saya mengalami penyiksaan," ujarnya.
Penyiksaan mental juga diterima. Saat dipenjara, Bing mendapat olok-olok sebagai pendosa, pengkhianat bangsa dan anti-Tuhan. Lalu penyiksaan fisik. Pemukulan, tendangan dan semacamnya.
"Bahkan, mama saya pernah cerita, meskipun dengan berat hari bahwa saat di dalam bui, kemaluan papa saya pernah disetrum. Betapa menderitanya papa saat itu," tuturnya, sambil mengusap air mata. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha)
Indeks: Bertemu eks Gerwani dan bekas calon pembunuh, baca besok...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: