Akademi Mudah Ekspor dan Rahmi Pratiwi Ajak Pelaku UMKM Berani Ekspor
Fernanda Reza Muhammad (kiri) dan Rahmi Pratiwi Irela (kanan) beberkan seluk beluk ekspor produk UMKM-Elvina Talitha Alawiyah-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Event Pesta Wira Usaha Surabaya memasuki hari ketiga. Pada 6 Mei 2023 itu, terdapat sesi mentoring bisnis. Menghadirkan narasumber Fernanda Reza Muhammad dari Akademi Mudah Ekspor, serta Rahmi Pratiwi Irela, pengusaha muda, founder dan owner restoran Cita Rasa Atjeh (CRA).
Acara itu membahas seluk beluk tentang ekspor serta resep sukses CRA. Bagi Reza, setiap pelaku UMKM apabila telah memiliki izin ekspor dan sertifikasi, maka sudah dapat melakukan kegiatan ekspor. "Dengan mengikuti kelas-kelas Akademi Mudah Ekspor, maka kami akan membantu segala pengurusan izin sampai pengusaha itu bisa ekspor," ujarnya.
Ia memaparkan berbagai tips mudah untuk ekspor. Salah satu contohnya adalah produk abon ikan. Untuk produk tersebut, pelaku UMKM wajib mendaftarkan produknya dan melakukan uji higienitas di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). "Untuk produk itu, bisa mengikuti bimbingan dari DKP langsung. Gratis. Jika sudah selesai, perizinannya pun akan diberikan secara cuma-cuma," terangnya.
Reza menyebut bahwa peluang ekspor di bidang kuliner sangat besar. Permintaan dari negara-negara luar terhadap makanan Indonesia pun sangat tinggi. "Karena masakan Indonesia memiliki cita rasa yang unik dan lezat. Maka, jangan takut untuk melakukan ekspor," ungkapnya.
Salah satu pelaku ekspor yang telah berhasil adalah Rahmi. Melalui CRA-nya, dia membuat produk-produk kemasan Mie Atjeh instant dalam varian rebus, goreng, dan goreng basah, kemasan roti canai serta teh tarik Atjeh.
"Berkat bimbingan Pak Reza ini, produk saya telah menembus pasar Arab Saudi, Malaysia, Jepang. Selanjutnya, masih dalam progress, akan diekspor ke Tiongkok," ungkapnya. Dia membuat usaha itu pada 2019. Dalam semua produk makanan khas Acehnya, Rahmi tetap mempertahankan cita rasa asli khas daerah tersebut, dengan bumbu rempah-rempah yang kuat.
Saat awal memutuskan membuat produk instant, Rahmi telah membeli segala perlengkapan. Namun, dia tak mengetahui cara mengeringkan mie. "Saat itu saya berkomunikasi dengan Pak Reza. Beliau menunjukkan tempat pengeringannya di daerah Sidoarjo. Selesai masalah. Mie saya bisa dikeringkan," ungkapnya.
Selain mendirikan restoran yang cukup sukses, produknya pun mulai diekspor ke luar negeri. Permintaan konsumen dari luar pun dapat dibilang tinggi. "Untuk menyesuaikan dengan lidah konsumen, saya memberi variasi. Apakah mau pedas, sedang atau tidak pedas sama sekali. Tapi untuk kekhasannya dengan rempah yang strong, masih saya pertahankan," ujar alumni Universitas Sumatera Utara itu.
Rahmi menekankan kepada seluruh pengunjung yang hadir, terutama bagi mereka yang berencana ekspor. "Asalkan perizinan jelas, jika ingin ekspor ke negara-negara mayoritas muslim, harus ada sertifikasi halal," terangnya.
Menurutnya, Indonesia adalah negara eksportir yang paling potensial dan digemari di negara-negara muslim. "Jadi jika ingin ekspor, jangan menunda-nunda. Lakukan. Jika tak mengerti langkahnya, bisa minta bimbingan Akademi Mudah Ekspor," pungkasnya. (Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: