Pria Berpistol Itu Paksa Shandra Waworuntu Lunasi ”Utang” USD 30.000: Human Trafficking dan Human Interest

Pria Berpistol Itu Paksa Shandra Waworuntu  Lunasi ”Utang” USD 30.000: Human Trafficking  dan Human Interest

Ilustrasi Mahfud MD soal korban tindak pidana perdagangan orang.--

Shandra punya duit dari pesangon bank. Dengan perjanjian gaji segitu, dia berani gambling. Hasil tes Shandra bagus. Dia lolos seleksi, bayar USD 2.700, terima paspor dan seluruh biaya lain.

Awal Juni 2001 Shandra berangkat. Anak perempuan dititipkan Shandra ke ibunda. Dia berencana bekerja di AS enam bulan saja, buat membesarkan putri tunggal itu.

Tiba di Bandara John F. Kennedy, New York. Di sana dia dijemput pria bule bernama Johnny. Caranya, si Johnny membawa foto setengah badan Shandra dari agen di Indonesia. Tiba pula, empat wanita dan satu pria dari negara lain yang juga dijemput Johnny. Semua paspor dan visa diminta, dipegang Johnny.

Di situ Shandra baru tahu, jarak dari New York ke Chicago 800 mil. Di situ dia merasa aneh, mengapa tidak langsung ke Chicago? Tapi, mereka masuk dua mobil, berangkat.

Di Flushing, masih New York, dua mobil berhenti. Itu kawasan pusat bisnis. Johnny turun, masuk ke sebuah kantor, lalu keluar lagi. Memerintahkan ganti mobil. Enam orang itu masuk dua mobil, Shandra bersama dua cewek. Johnny tidak ikut.

Di situ Shandra mulai curiga. Protes ke Johnny, meminta paspor dan visa. Namun, Johnny yang tinggi besar berkilah ramah: ”Tenang saja... Saya ada sedikit urusan. Nanti kita ketemu di Chicago.”

Dengan kecewa, sedih, dan takut, enam orang asing di AS itu terpaksa menurut. Mereka semua tanpa paspor tanpa visa. Berganti-ganti mobil sampai empat kali. Atas instruksi sopir-sopir yang membawa mereka.

Berakhir di sebuah apartemen kelas bawah di Brooklyn, masih di New York. Lima pekerja itu mengira, mereka sampai di Chicago. Kelak mereka tahu, apartemen itu di Brooklyn, New York.

Di sana Johnny tersenyum menyeringai menyambut mereka. Shandra menggambarkan, sikap Johnny berubah dari ramah jadi main perintah, memerintah mereka masuk. Lima pekerja itu masuk apartemen, lalu dipencar. Shandra dikawal dua pria tegap berpistol. Salah satunya berpakaian polisi.

Shandra digiring masuk kamar. Lalu, diberi penjelasan, Shandra berutang USD 30.000. Belum sempat Shandra protes, pria berpistol itu menjelaskan, untuk membayar utang, Shandra harus melayani seks pria pelanggan. Tarif sekali layanan USD 100, langsung dibayarkan pelanggan ke pria tersebut.

Jadi, Shandra tidak terima duit dari pelanggan, kecuali kalau ada uang tip. Namun, dia boleh tinggal di situ dan diberi makan. Dilarang keluar dari apartemen. Paspor dan visa dibawa Johnny, entah ke mana.

Di saat menangis, Shandra mendengar suara wanita menjerit kesakitan di kamar lain. Shandra diajak pria itu keluar kamar, lalu dibukakan kamar tempat wanita itu menjerit. Ternyata ada seorang gadis Asia, usia sekitar 15 tahun. Dia telanjang dan disiksa dengan dipukuli tongkat bisbol.

Sejak itu, Shandra terpaksa melayani seks para pelanggan. Satu demi satu. Juga, dicekoki narkoba. Jika menolak, dia dipukul tongkat bisbol. Dia teler dan dijadikan pelacur. Pembelinyi aneka bangsa, sebagian pria kulit hitam. Setiap selesai melayani, dia lapor ke germo untuk dicatat, dikalkulasi sisa utang. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: