Menengok Pohon Leci yang Ditanam Bung Karno di Puri Tampaksiring

Menengok Pohon Leci yang Ditanam Bung Karno di Puri Tampaksiring

Guruh Dimas Nugraha, wartawan Harian Disway, berpose di samping pohon leci yang ditanam Bung Karno.-Julian Romadhon-

BALI, HARIAN DISWAY - Ida Ayu Nyoman Rai, ibunda Soekarno, merupakan trah dari Kerajaan Singaraja, Bali. Usai menikah dengan Raden Soekemi dari Jawa, dia keluar dari lingkungan kerajaan, mengikuti suaminya hingga melahirkan anak pertama: Raden Soekarmini.

Lantas Ida Ayu mengikuti suaminya ke Surabaya, hingga melahirkan anak kedua, Soekarno. Jika sedang bertandang ke Bali, Ida Ayu kerap membawa Soekarno kecil ke Puri Tampaksiring. Tempat kesukaan mereka yang ada di Gianyar.

Meski hubungan kekerabatan antara Tampaksiring-Singaraja cukup jauh, namun watak Raja Tampaksiring sangat terbuka. Ia mau menerima siapa saja untuk berkunjung dan beristirahat. Termasuk ibunda Soekarno dan keluarganya. Di situ Soekarno menikmati keindahan masa kecilnya. Bermain-main di lingkungan puri.

"Sampai remaja, ketika ke Bali, mainnya pasti ke puri ini. Termasuk ke kediaman raja yang dulu ada di Desa Manokaya, yang sekarang jadi Istana Kepresidenan RI," ujar Tjok Gede Cipta Pemayun, perwakilan keluarga kerajaan. Saat itu ia didampingi dua kerabatnya yang lain, Cokorda Gede Agung Pariwirta dan Cok Gede Agung Semare Putra.

Cok Gede Agung Semare menuturkan cerita dari kakek dan ayahnya, bahwa Soekarno remaja kerap berjalan di perbukitan sekitar Desa Tampaksiring. Melihat areal persawahan Subak Pulagan di sisi timur, Pura Gunung Kawi kemudian kembali lagi ke puri.

"Bahkan ketika beliau sudah jadi presiden, kebiasaan itu masih sering dilakukan. Setelah berjalan jauh, pulang-pulang bilang pada keluarga puri, kalo cewek-cewek di Tampaksiring cantik-cantik," ungkapnya, lantas tertawa.

Jejak Soekarno di Puri Tampaksiring terlihat dari bangunan di kompleks Sarengkangin. Di situ terdapat foto-foto Sang Proklamator dalam berbagai pose. Ruang itulah yang jadi tempatnya beristirahat ketika sedang mengunjungi Puri Tampaksiring.

Tak hanya itu, di halaman depan kerajaan, terdapat dua pohon leci berukuran besar. Pohon itu konon ditanam langsung oleh Soekarno, ketika remaja. "Sebenarnya ada enam pohon leci. Tapi kini yang tersisa tinggal dua saja," ujar Agung Pariwirta.

Di halaman depan itu, dua pohon leci berdiri kokoh seperti raksasa yang saling berdampingan. Ranting-rantingnya menjulur, daun-daun rimbun menjadi tempat yang cocok bagi sekawanan burung untuk hinggap.

Berdiam di bawah pohon leci Soekarno yang teduh, menikmati angin semilir. Puri Tampaksiring memang menyimpan sejarah panjang. Tentang kerajaan Bali, sifatnya yang terbuka, serta tentu jejak Sang Putera Fajar. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: