Setelah Nilai Tukar Rupiah, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Melemah

Setelah Nilai Tukar Rupiah, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Melemah

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis, 8 Juni 2023.-youtube-

JAKARTA, HARIAN DISWAY- Dampak ekonomi global yang belum stabil terus berlanjut. Pekan ketiga Mei lalu, pemerintah sudah was-was lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah. Kini, diprediksi merembet pada lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.

Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI pun sepakat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari yang sebelumnya batas bawah dipatok sebesar 5,3 persen, kini menjadi di 5,1 persen. Ini dijadikan sebagai asumsi dasar ekonomi makro dalam pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2024.

Penurunan proyeksi itu adalah hasil penilaian bersama. Yakni antara Kemenkeu, Bank Indonesia, Bappenas, dan Komisi XI DPR RI. Sebagai respons dari proyeksi beberapa lembaga internasional terakhir, seperti Bank Dunia. 

"Refleksi atas risiko yang meningkat. Juga dari asesmen mereka menggambarkan bahwa perekonomian melemah di semester II tahun ini dan lanjut 2024," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis, 8 Juni 2023.

Namun, proyeksi terakhir kondisi perekonomian global dari Bank Dunia sebetulnya lebih baik. Yakni bila dibandingkan dengan tiga tahun belakangan. Terutama karena probabilitas resesi maon dikesampingkan.

Artinya, kata Sri Mulyani, masih ada optimisme untuk batas atas pertumbuhan nasional. Yang masih ditetapkan mencapai 5,7 persen. "Berita baiknya nggak masuk resesi, tapi melemah. Growth direvisi semua dan harus waspada sampai tahun depan," ujar perempuan yang biasa disapa Ani itu.

Proyeksi terbaru itu sebagai upaya dalam mengantisipasi dampak rambatan pelemahan ekonomi global. Khususnya yang paling terdampak adalah kinerja ekspor. Sebab, permintaan akan turun akibat perkonomian yang melambat.

Tentu juga bakal memengaruhi kebijakan suku bunga negara-negara maju. Bank Dunia bahkan memprediksi perekonomian global dalam kondisi genting hingga 2024 nanti. Pertumbuhannya diproyeksi sebesar 2,1 persen pada 2023 dan 2,4 persen pada 2024. 

Belum lagi, tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara terus berlanjut. Terutama di negara-negara maju dalam dua tahun terakhir. Dunia perbankan pun banyak yang bangkrut. 

"Negara-negara berkembang memang tidak akan terdampak secara langsung," tandas Ani. Namun, akan terpengaruh setelah penyaluran kredit global semakin terbatas. Dengan begitu, negara-negara berkembang akan kehilangan akses ke pasar obligasi internasional.

Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pada 2023 sebesar 4,9 persen. Anjlok dari realisasi tahun lalu yang berhasil tembus 5,5 persen. Demikian pula pada 2024, diperkiraan tidak ada perubahan karena juga diperkirakan hanya tumbuh 4,9 persen. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: