Cheng Yu Pilihan Director of Ciputra Group Lauw Hendra: Zi Zi Bu Juan

Cheng Yu Pilihan Director of Ciputra Group Lauw Hendra: Zi Zi Bu Juan

Cheng yu Lauw Hendra--

JALAN menuju kesuksesan pastilah berliku, terjal, dan dipenuhi aral. Makanya, tak sedikit orang, atau malah memang kebanyakan, yang terjatuh. Di antara mereka, boleh jadi cuma sebagian kecil yang bangkit lagi, lalu melanjutkan perjalanan hingga ke tujuan. Selebihnya menyerah dan mungkin seraya bergumam. "Kalau Tuhan menakdirkanku begini, mau berusaha bagaimanapun tetap tak akan jadi."

Padahal tidak seperti itu.  "Hidup ini seperti bersepeda. Hanya dengan terus mengayuh dan bergerak maju, baru kita akan dapat mencapai keseimbangan. Hanya dengan belajar dan berlatih terus, baru kita akan dapat menaklukkan rute-rute menantang dan mencapai garis finis," kata Lauw Hendra, director of Ciputra Group.

Hendra mengajak kita untuk "孜孜不倦" (zī zī bù juàn): pantang menyerah dan tak lelah berusaha dalam situasi dan kondisi bagaimanapun. Sebagaimana halnya kisah Yu yang Agung (大禹), yang menjadi inspirasi dari terbentuknya pepatah itu. "Kita harus terus belajar, belajar apapun dan dengan siapapun, belajar tidak mengenal usia," ujar penghobi lari maraton itu. 

Syahdan, pada zaman Tiongkok kuno, Sungai Kuning selalu banjir. Air bahnya menenggelamkan rumah dan tanaman pertanian rakyat. Mereka dibuat menderita betul karenanya. 

Kaisar Yao, pemimpin tertinggi Tiongkok saat itu, bergegas mengumpulkan kepala-kepala suku untuk memusyawarahkan siapa yang bisa mengatasi banjir Sungai Kuning tersebut. 

Para kepala suku serempak mengusulkan Gun 鯀 kepada Kaisar Yao. Sebab, ialah orang yang terkenal ahli dalam permasalahan dimaksud.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Direktur Ciputra Group Cipta Ciputra Harun: Xun Xu Jian Jin

BACA JUGA:Dikalahkan Viktor Axelsen di Final Indonesia Open 2023, Ginting: Saya Sudah Maksimal

Maka diperintahkanlah Gun oleh Kaisar Yao. Sayang, sembilan tahun ia gunakan untuk menangani banjir Sungai Kuning, tetapi tak membuahkan hasil. Sang Kaisar pun murka, lantas membuang Gun ke tempat pengasingan sebagai hukuman. 

Gun punya anak bernama Yu. Melihat penderitaan rakyat akibat banjir yang tak berkesudahan, ia bertekad untuk mencarikan jalan keluar. Diubahlah cara-cara mengatasi banjir yang dulu dilakukan ayahnya. Saluran irigasi ia perbaiki. Kanal-kanal ia bikin, untuk mengalirkan air sungai ke laut. Dan berhasil. 

Lahan pertanian rakyat kembali bisa ditanami. Yu turun langsung ke sawah-sawah, mengajari petani cara bercocok tanam yang baik. Panen pun melimpah. Tiongkok menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi berkat kerja keras Yu –yang belakangan menjadi penguasa Tiongkok yang terkenal dengan keagungannya.

Apa kunci sukses Yu? Jawabnya, "惟日孜孜,无敢逸豫" (wéi rì zī zī, wú gǎn yì yù): hanya pantang menyerah, sedikitpun tak berani berleha-leha apalagi bersenang-senang. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: