Kabar Dari Tanah Suci (12): Tawaf di Bawah Terik Matahari, Lantai Tetap Adem
Jemaah melakukan ibadah di sekitar Kakbah pada 19 Juni 2023.-Abdel Ghani BASHIR-AFP-
Saat tawaf, jemaah laki-laki bertelanjang kaki. Kalau siang hari di bawah terik matahari. Suhu udara bisa di atas 40 derajat celsius. Tapi lantai di sekeliling Kakbah itu tetap adem. Kaki tidak kepanasan. Berikut catatan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga cabang Ngawi langsung dari Makkah.
--
SAAT pertama kali menjalankan ibadah umrah, tidak ada yang menyangkal keharuan ketika pertama kali melihat Kakbah. Bangunan yang dimuliakan Allah SWT. Tak terasa air mata menetes sembari berjalan mengitari Kakbah sebanyak 7 kali. Doa-doa dipanjatkan, seiring melewati rukun Yamani dan Hajar Aswad. Setelah itu dilanjutkan Sai dan Tahalul.
Setelah selesai melaksanakan ibadah umrah barulah jemaah saling menceritakan kesan pertamanya di Masjidilharam. Selain rasa takjub dan haru melihat Kakbah dan kemegahan Masjidilharam, salah satu yang membuat jemaah bertanya-tanya adalah kenapa lantai di pelataran Kakbah sama sekali tidak terasa panas ketika tawaf di siang hari yang terik.
"Mas Wawan, itu yang bapak-bapak pas tawaf kan nyeker. Apa gak kepanasan telapak kakinya? Kalau ibu-ibu kan pakai kaus kaki, jadi nggak terasa,” tanya Bu Dwi, jemaah satu regu dengan saya.
"Ndak Bu Dwi. Lantainya sama sekali nggak panas. Dingin malahan,” jawab saya.
"Itu pasti ada pendinginnya di bawahnya. Semacam AC kayaknya," timpal jemaah bapak-bapak lainnya.
Pertanyaan yang hampir pasti ditanyakan ketika saya mendampingi jemaah berangkat umrah.
“Bukan, Pak. Bukan AC atau pendingin lainnya. Nggak mungkin kalau pakai pendingin bisa menembus tebalnya lantai tawaf.”
"Lha nopo, Mas? Apa di bawahnya ada sungai jadi lantainya jadi dingin?”
Jawabannya juga bukan karena ada sungai di bawahnya. Meski sumur zam-zam di bawah lantai tawaf yang terletak tak jauh dari Hajar Aswad. Tapi bukan itu yang membuat lantainya dingin. (Dulu ada tanda letak sumur zam-zam di lantai tawaf. Sekarang sudah dihilangkan. Meski hilang, saya masih ingat lokasinya.)
Marmer yang menjadi bahan utama lantai tawaf itulah yang membuat lantainya dingin. Bahkan saat suhu udara 50 derajat celsius pun lantai tetap terasa dingin. Marmer yang dipakai adalah marmer jenis Thassos yang didatangkan khusus secara langsung dari daerah di utara Yunani yang bernama sama yaitu Thassos.
Thassos merupakan sebuah pulau di Yunani, yang memiliki luas wilayah 380 kilometer persegi. Sejak berabad-abad lamanya, marmer putih dari Pulau Thassos ini digunakan secara luas oleh orang-orang Romawi. Dari situlah batuan marmer Thassos terkenal sebagai marmer yang mampu memberikan kesejukan dan meredam hawa panas yang memantul ke lantai. Bentuknya semakin istimewa dengan warna putih kristal.
Marmer Thassos diimpor dalam bentuk bongkahan. Pemotongan dan pemasangannya pun harus dilakukan dengan hati-hati oleh ahlinya. Tebalnya minimal 5 cm dan dipasang secara presisi sehingga memusat kepada Kakbah sebagai kiblat salat di pelataran Kakbah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: