Kirab Nata Jagad Umat Hindu, Disambut Kebo Giro
Umat Hindu mengikuti Kirab Leluhur Nusantara yang digelar di Pura Penataan Luhur Medang Kamulan, Gresik, Jawa Timur, Jumat (30/6/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway
GRESIK, HARIAN DISWAY - Kirab Nata Jagad diikuti ratusan umat Hindu. Awalnya mereka berkumpul di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan, Wringinanom, GRESIK. Bergerak dari Mandala Suci, memutar menuju gapura Panglima Majapahit, sebagai pintu masuk Pura. Di situ mereka berhenti sejenak.
Romo Sepuh Satya Buana Medang Kamulan beserta para pemuka agama memanjatkan doa sembari duduk. Di depan mereka sebuah meja berisi beberapa sesaji dan perlengkapan upacara. Para perempuan berpakaian upacara adat Bali menari dengan dupa di tangan. Tarian sakral sebagai bentuk bakti kepada Ida Hyang Widhi.
Di sela peribadatan itu, seorang umat perempuan mengalami trans. Namun dia berhasil disadarkan dalam beberapa menit saja. Setelah doa usai, kirab kembali berlangsung. Menuruni rute jalan menurun menuju halaman depan Pura Penataran Luhur Medang Kamulan.
Di tanah lapang yang cukup luas itu, para peserta kirab disambut dengan lantunan Kebo Giro. Tembang Jawa untuk menyambut tamu. "Kirab Nata Jagat ini mempersatukan kami sebagai umat Hindu dari Jawa-Bali, juga masyarakat lintas agama. Karena nanti malam akan diadakan doa bersama dari berbagai pemeluk keyakinan," ungkap Ida Pandita Empu Nabe Siwa Girinatha Bhaskara, seorang sulinggih yang datang dari Griya Agung Mandala Giri, Denpasar, Bali.
"Kami dari Bali membawa rombongan tiga bus. Ada sekitar 140 orang umat Hindu Bali yang datang, mengikuti Kirab Nata Jagat ini," tambahnya.
Dengan khusyuk Umat Hindu mengikuti Upacara Nata Jagat yang digelar di Pura Penataan Luhur Medang Kamulan, Gresik, Jawa Timur, Jumat (30 Juni, 2023). -Julian Romadhon-
Para peserta kirab disambut pula oleh pranata cara dari seorang pemuka agama Hindu Tengger. Namanya Pandita Dukun Saba Buana. Tentu seluruhnya menggunakan bahasa Jawa. Ia memandu para peserta kirab untuk menghaturkan puja bakti di ruang Perayangan Gajah Mada, yang berisi arca Gajah Mada dan Resi Wiswakarma.
Sehari sebelumnya, umat Hindu dipimpin Romo Satya Buana mengadakan upacara Matur Piuning. Yakni meminta restu kepada pelindung tanah jawa: Hyang Ismaya dan Ibu Ratu Kidul. Kemudian berdoa dan merasakan taksu atau energi gaib dari Patih Gajah Mada. Energi itu mendapatkan wadahnya berupa arca, yang turut diarak dalam Kirab Nata Jagat.
Umat Hindu percaya bahwa Gajah Mada pernah singgah di tempat tersebut. Di sekitar kawasan Desa Mondoluku, Wringinanom, terdapat petilasan patih Majapahit itu. Pura itu dinamakan Medang Kamulan, karena terdapat jejak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang dipimpin Mpu Sindok.
Di sisi lain, arti kata "Medang" adalah permulaan. Sedangkan "Kamulan" bermakna leluhur. Maka secara keseluruhan, artinya adalah leluhur yang mengawali karyanya di tempat itu. Kirab Nata Jagat pun sebagai perwujudan rasa bakti terhadap nenek moyang. (Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: