Virus Oz, Pengertian, Gejala Umum, dan Pencegahannya

Virus Oz, Pengertian, Gejala Umum, dan Pencegahannya

WARGA JEPANG keluar dari stasiun Shinagawa, Tokyo, mengenakan masker. Virus Oz kali pertama dilaporkan membawa kematian di negara itu. -AFP-

Oleh:
Dr dr Robert Arjuna, FEAS
dokter dan penulis ilmu kesehatan


HARIAN DISWAY - Dalam beberapa bulan terakhir, setelah pandemi Covid-19 dinyatakan selesai, muncul kasus virus Oz yang menghebohkan dunia. Kita dikejutkan oleh pernyataan Kementerian Kesehatan Jepang yang menyebut bahwa virus Oz telah memakan korban jiwa di negara itu.

Apa itu virus Oz?

virus Oz merupakan anggota baru dari genus Thogotovirus. Ia berasal dari kumpulan tiga nimfa (hewan muda) kutu Amblyomma testudinarium yang dikumpulkan di Prefektur Ehime, Jepang, pada 2018. Virus itu bersifat zoonosis. Atau ditularkan melalui hewan ke manusia.

BACA JUGA: Virus OZ Membunuh Korban Pertamanya, Apa Yang Kita Tahu Sejauh Ini Dan Langkah Yang Harus Diambil

Kementerian Kesehatan RI menyoroti laporan kasus kematian pertama di dunia terkait virus Oz yang menyerang lansia di Jepang. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu memastikan kasus yang sama belum teridentifikasi di tanah air.

Patofisiologi


INILAH kutu keras yang menimbulkan infeksi virus Oz dan memakan korban seorang nenek di Jepang.-Xinhua-

Jepang mengonfirmasi kasus kematian akibat infeksi virus Oz sebagai yang pertama di dunia. Kematian akibat virus tersebut dialami oleh seorang perempuan berusia sekitar 70an di Prefektur Ibaraki. Perempuan tersebut dilaporkan meninggal karena miokarditis setelah terinfeksi virus Oz dari gigitan kutu.

BACA JUGA: Berapa Lama Sih Booster Bisa Melindungi Kita dari Varian Virus Corona?

BACA JUGA: Vaksin Hidung Bisa Bantu Lawan Varian Virus Corona Baru?

Antibodi terhadap virus Oz ditemukan pada monyet liar, babi hutan, dan rusa yang berhabitat di prefektur Chiba, Tokyo, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita. Selain itu, dua pemburu di Yamaguchi juga dilaporkan positif antibodi. Meskipun ada laporan kemungkinan infeksi virus yang ditularkan melalui kutu pada satwa liar dan manusia, ini diyakini sebagai kasus fatal pertama.

Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, perempuan tersebut sempat mengunjungi institusi medis pada musim panas lalu. Dia menderita gejala demam, kelelahan, dan nyeri sendi. Dokter mendiagnosisnya pneumonia. Lalu meresepkan obat antibiotik kepada nenek tersebut. Tapi, gejalanya memburuk hingga sang nenek dirawat di rumah sakit.

Saat dibawa ke rumah sakit, ditemukan kutu keras yang menghisap darah di pangkal paha kanan perempuan lansia tersebut. Sebulan kemudian, sang nenek meninggal karena miokarditis, radang jantung.

Pada manusia, Thogotovirus telah menyebabkan ensefalitis (radang otak), penyakit demam, hingga kematian. Sementara, virus ini juga bisa memicu keguguran pada domba yang hamil. Dalam jurnal Emerging Infectious Disease dari National Institute of Health Inggris (NIH), virus Oz juga memicu infeksi pada tikus yang menyusui.

Gejala virus Oz belum banyak diketahui. Sementara, yang sudah dipastikan adalah demam dan kelelahan. Serta miokarditis atau peradangan otot jantung.

’’Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk virus Oz yang tidak ditemukan selain di Jepang,’’ ujar perwakilan National Institute of Infectious Diseases (NIID) Tokyo. NIID menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai virus ini. Sementara itu, masyarakat Jepang diminta untuk benar-benar memahami gejala dan kemungkinan risiko yang berkaitan dengan infeksi tersebut.

Pencegahan

’’Penting untuk menutupi kulit sebanyak mungkin saat memasuki daerah berumput agar Anda tidak digigit kutu ini,’’ kata seorang pejabat di Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: dr dr robert arjuna feas