Lebaran Seni Artjog

Lebaran Seni Artjog

SALAH satu karya seni yang dipamerkan dalam perhelatan Artjog 2023.-Arif Adandi untuk Harian Disway-

Bagi saya, pembukaan Artjog dan pameran Nasirun di OHD itu ibarat peristiwa salat Idulfitri dengan unjung-unjung. Artjog upacara ritualnya, pameran halalbihalalnya. Di acara Artjog lebih formal dan resmi, sedangkan di Museum OHD lebih renyah dan informal. Di Artjog ada ritual yang harus diikuti, di OHD lebih intimate dan bebas.

Tapi, itu hanya pengamatan dari yang tampak. Kalau ingin melihat ke dalam, keduanya memang ada perbedaan yang perlu mendapat renungan bersama. Ada ekosistem yang berbeda antara peristiwa yang menyangkut seni kontemporer dan dunia seni rupa. 

Artjog adalah gelaran seni kontemporer. Pameran karya seni yang berbentuk lukisan, patung, fotografi, instalasi, pertunjukan, dan video yang diproduksi pada masa sekarang atau hari ini. Sedangkan seni rupa lebih menunjuk pada karya seni lukis. 

Pemeran seni rupa lebih menjadi ruang presentasi karya para perupa. Bisa berbentuk pameran tunggal atau bersama dan bertema. Sedangkan pameran seni kontemporer lebih menjadi pertunjukan karya seni. Pameran lukisan berbeda dengan gelaran seni kontemporer.

Ekosistem pameran seni rupa sudah terbentuk melalui jaringan pelukis, kurator, kolektor, dan galeri. Semuanya sudah menjadi sebuah sistem yang bisa menjamin transaksi karya dari para seniman. Bahkan, kolektor dan galeri bisa menjadi pencipta valuasi dari karya seni.

Bagaimana dengan seni kontemporer? Tampaknya masih jauh dari panggang dari api untuk terbentuknya ekosistem yang berkelanjutan. Event seni kontemporer belum bisa hidup dari diri sendiri. Ia belum melahirkan sistem yang membuat seniman dan pemerannya tertopang dengan karya mereka.

Itulah yang terjadi pada Artjog. Event pertunjukan seni kontemporer yang sudah berjalan lebih dari satu dekade itu masih memendam problem berat untuk keberlanjutannya. Masih amat bergantung pada ”kegilaan” Heri Pemad sebagai penyelenggaranya.

”Artjog ini bagus luarnya. Dalamnya remuk. Heri Pemad-nya yang remuk. Ia masih harus menanggung problem keuangan untuk bisa menghidupinya,” kata Bambang Paningron, seniman yang banyak bergulat dengan event kesenian.

Padahal, Artjog telah memberikan kontribusi besar secara materi. Seperti diungkap Heri Pemad, ada yang meneliti dampak ekonomi dari kegiatan Artjog dalam PDRB (product domestic regional bruto) DIY. Kegiatan yang menghabiskan biaya Rp 5 miliar itu diperkirakan bisa menghasilkan multiplier effect sampai Rp 5 triliun.

Namun, valuasi Artjog belum bisa diandalkan. Sponsor baru menyumbang 30 persen dari total biaya. ”Lihat saja, mana dari daftar sponsor Artjog ini yang besar. Tidak banyak. Itu pun nilainya masing-masing di bawah Rp 100 juta,” ungkap Pemad. 

Kontribusi terbesar, menurutnya, adalah Pegadaian. Sebab, anak perusahaan BRI itulah yang meminjami modal untuk penyelenggaraan Artjog. Nah, ketika terkena pandemi, Pegadaian merestrukturisasi utangnya. ”Karena itu, ia saya tempatkan sebagai sponsor besar,” tambahnya.

Valuasi sponsor di dunia kesenian kontemporer ini sangat jauh jika dibandingkan dengan pertunjukan musik. Banyak perhelatan musik yang mendapatkan dukungan sponsor jauh dari itu. Artinya, pertunjukan musik dianggap lebih memberikan keuntungan bisnis bagi sponsor ketimbang seni kontemporer.

Pendapatan lainnya dari tiket penonton. Menurut Pemad, tahun ini Artjog menargetkan 60 ribu penonton. Harga tiket kali ini Rp 75 ribu. Sementara itu, berbeda dengan pemeran lukisan, Heri Pemad mengaku tidak memperoleh pendapatan dari hasil penjualan karya. ”Instalasi siapa yang beli,” ujarnya.

Goenawan Mohamad sampai mengaku selalu terharu setiap hadir di Artjog. Terharu karena selalu ada karya baru. Itu membuktikan kreativitas hidup meski terkadang membingungkan. Terharu karena melihat banyak anak muda yang menonton Artjog.

”Juga terharu karena Heri Pemad selalu tombok dan kebingungan mencari tempat. Terharu karena totalitas para seniman yang ikut dalam Artjog ini. Tentu, dana yang disediakan tidak cukup untuk membuat karya mereka. Pasti mereka mengeluarkan dana dan tenaga untuk ini,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: