Yuk Mengenal HIV dan AIDS Lebih Dekat
Pita merah merupakan simbol dukungan pada pengidap HIV dan AIDS. (Foto/Freepik/h9images)--
HARIAN DISWAY - HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yang dalam bahasa Indonesia berarti Virus Imunodefisiensi Manusia. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindrom kekebalan tubuh.
Virus HIV pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981. Peneliti menemukan kasus infeksi yang tidak biasa dan langka. Virus itu menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan penurunan kekebalan yang signifikan.
Pada tahun 1983, ilmuwan Prancis, Dr. Luc Montagnier, dan ilmuwan Amerika Serikat, Dr. Robert Gallo, secara terpisah mengidentifikasi virus yang menyebabkan AIDS. Montagnier menyebutnya Lymphadenopathy-Associated Virus (LAV), sementara Dr. Gallo menyebutnya Human T-cell Leukemia Virus (HTLV-III). Pada akhirnya, kedua nama tersebut digabung menjadi HIV.
HIV menyebar dengan cepat ke seluruh dunia melalui kontak darah, hubungan seksual, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Penyebaran virus ini mengakibatkan wabah global penyakit AIDS yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Seiring dengan penyebaran virus, upaya pengendalian dan penelitian tentang HIV-AIDS semakin meningkat. Pengujian HIV dan upaya pencegahan dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus, sementara pengobatan antiretroviral (ARV) dikembangkan untuk mengendalikan perkembangan penyakit AIDS. Jika seseorang telah terdiagnosa HIV dan tercatat, serta terlaporkan dalam Sistem Informasi HIV (SIH), maka datanya akan terus ada sampai ia meninggal. Artinya, meski sudah minum obat, penderita HIV belum bisa dinyatakan sembu.
BACA JUGA:Beda Takaran Ideal Air Putih Harian untuk Lelaki dan Perempuan Dewasa
BACA JUGA:Curiga Daging Yang Anda Beli Terjangkit Antraks? Virus Bisa Dibunuh Dengan Cara Ini
"Dalam konteks ini, supaya terhindar dari resiko tertular, maka hindari penggunaan jarum suntik bersama dan tindakan invasif dikarenakan darah sebagai salah satu media yang paling utama dalam menularkan," ujar Dicky Budiman, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia.
Jadi, produk yang berhubungan dengan kontak darah atau alat yang masuk ke dalam darah perlu disterilkan.
Gejala awal yang muncul ketika terjangkit HIV adalah flu selama 2 sampai 4 minggu setelah terjangkit. Selain itu, pasien HIV dapat mengalami demam, sakit kepala, ruam dan sakit tenggorokan. Apabila terus berlanjut, pasien dapat terjangkit penyakit lainnya akibat penurunan sistem kekebalan tubuh. Misalnya, penyakit tuberkulosis, meningitis kriptokokus, infeksi bakteri dan beberapa jenis kanker termasuk limfoma dan sarkoma Kaposi.
Pasien HIV belum bisa dinyatakan sembuh. Seumur hidup virus HIV akan tetap ada di dalam tubuhnya. Namun, dengan pengobatan dan terapi antiretroviral (ARV) yang tepat, pasien HIV dapat mempertahankan hidupnya. ARV memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Kabar baiknya, terapi itu merupakan pencegahan yang efektif yang mampu mengurangi risiko penularan selanjutnya sebesar 96 persen.
HIV/AIDS--
Simbol Pita Merah: Menyuarakan Dukungan terhadap Penderita HIV
Simbol pita merah telah menjadi ikon yang diakui secara universal dalam upaya untuk mendukung dan meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS. Simbol itu mewakili solidaritas, empati, dan perjuangan melawan stigma yang sering kali dialami oleh penderita HIV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: who