Jadilah Detektif di Pembunuhan Desy

Jadilah Detektif di Pembunuhan Desy

Ilustrasi mencari siapa pembunuh Desy.--

Malam itulah detik-detik kritis. Di sekitar waktu pembunuhan Desy. Belum diungkap polisi secara detail. Tapi, ada kejadian begini:

Bahrodin kepada wartawan mengatakan: ”Malam itu (Rabu, 5 Juli) saya ada acara pengajian kampung, bakda Isya. Sebelum berangkat ke pengajian, saya dengar di rumah sebelah (rumah ayahnya) ada jeritan, seperti jeritan Desy. Jeritan cuma sekali.”

Bahrodin tidak curiga karena ia tidak tahu bahwa Sulastri tidak berada di rumah itu. ”Saya kira dia (Desy) bersama ibunyi,” katanya. Toh, juga ada Maryono di rumah sebelah Bahrodin itu.

Lantas, Bahrodin berangkat ke pengajian. Maryono juga berangkat ke pengajian, tapi tidak bersamaan dengan Bahrodin. Entah lebih dulu atau belakangan. Ini masih diselidiki polisi.

Maryono: ”Waktu saya pulang pengajian, Desy dan Totok sudah tidak ada. Saya lihat kamar Desy berantakan. Motor Desy dari kantor juga tidak ada.”

Malam berlalu. Maryono di rumah itu sendirian. Ia tidak khawatir karena menduga Desy pasti bersama Suprapto, entah menginap di mana.

Kamis dini hari, 6 Juli, Suprapto sudah menjemput Sulastri di Blitar, mengajak pulang ke Kediri. Naik motor Honda Beat milik Desy.

Mereka tiba di rumah Kediri saat hari masih pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Sulastri bertanya ke Maryono, di mana Desy? Maryono juga bingung. Kan semalam, sebelum Maryono berangkat ke pengajian, Desy bersama Suprapto.

Suprapto juga ada di pembicaraan bertiga itu. Suprapto segera menjawab:

”Tenang saja. Desy dapat kerjaan lebih enak di Lamongan. Dia sudah di sana.”

Maryono dan Sulastri bengong. Informasi itu hal baru buat mereka. Mereka mengaku belum pernah mendengar rencana Desy pindah kerja, apalagi di Lamongan. Berjarak sekitar 140 kilometer dari Kediri.

Namun, karena yang berkata itu adalah ayah kandung Desy, Maryono dan Sulastri tidak banyak protes. Apalagi, disebutkan Suprapto, kerjaan Desy lebih enak. Bersyukur. 

Belum hilang kekagetan Sulastri dan Maryono, tahu-tahu Suprapto mengemasi pakaian Desy di kamar. Pakaian itu dimasukkan ke tas besar milik Desy. Bergerak cepat.

Sulastri ke Suprapto: ”Lho, mau dibawa ke mana?”

Suprapto: ”Ya, Desy kan butuh pakaian. Akan saya bawakan ini ke Lamongan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: