Reni Astuti Minta Percepat Pemberantasan Angka Putus Sekolah
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti (dua dari kiri) mengunjungi rumah Khusnul Afwar yang anaknya setelah SMP tak bisa melanjutkan ke jenjang SMA terkendala biaya.-Istimewa-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- Di Kota Surabaya, masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Itu kerap diketahui begitu tiba tahun ajaran baru. Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti pun mengiyakan.
Politikus PKS tersebut turun langsung ke lapangan beberapa hari terakhir. Mengunjungi rumah warga yang anak-anaknya tak bisa lanjut sekolah. Tentu karena terkendala biaya.
BACA JUGA:PKB Cuma Daftarkan Tiga Petahana DPRD Surabaya, Camelia Habibah dan Mahfudz ke Pileg Jatim
"Di kota yang sebesar dan semaju ini masih saja ada anak putus sekolah. Padahal, amanah konstitusi UUD 1945 fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara,’’ ujar Reni. Fenomena putus sekolah ini memang sangat ironis. Sebab, Kota Surabaya menjadi kota percontohan untuk daerah lain di Jawa Timur.
Reni mengatakan, daya tampung sekolah negeri memang tak cukup banyak. Lulusan SD ada 40 ribu siswa. Tetapi, daya tampung SMP hanya 20 ribu. Maka sisanya lari ke sekolah swasta.
Dan biaya sekolah swasta inilah yang masih tinggi. Bantuan Pemkot Surabaya melalui program Beasiswa Pemuda Tangguh tak cukup membantu. "Ini masih menyulitkan warga miskin untuk bisa memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anaknya,’’ ungkap Reni.
Zero putus sekolah ini harus terwujud di Surabaya. Sebab, anak putus sekolah bisa menjadi ancaman bagi masa depan keluarga. Anak yang tak terpenuhi kebutuhan pendidikannya bakal rentan terpapar hal-hal negatif.
Terutama, seperti narkoba dan kriminalitas. Apalagi mereka berasal dari keluarga miskin. Fasilitasnya terbatas untuk mengembangkan potensi diri. "Kehidupan mereka sulit berkualitas. Jadi, saya harap tidak ada yang putis sekolah lagi," jelasnya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: