Kabar Dari Tanah Suci (40-Habis): Pamit Rasulullah di Raudhah

Kabar Dari Tanah Suci (40-Habis): Pamit Rasulullah di Raudhah

Kubah hijau di kompleks Masjid Nabawi terlihat dari jauh. Di bawahnya adalah makam Rasulullah. -lifeinsaudiarabia-

Ini adalah seri terakhir dari 40 laporan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga cabang Ngawi, dari tanah suci. Berat rasanya meninggalkan Madinah. Di sisi lain, rasa rindu terhadap keluarga di tanah air juga membumbung tinggi. Itulah yang dialami jemaah haji di hari terakhir perjalanan haji. 

--

JUMAT, 21 Juli 2023, merupakan hari terakhir di Madinah dan juga hari terakhir perjalanan haji jemaah haji kloter 44 embarkasi Surabaya. Penjemputan dijadwalkan pukul 09.10 pagi dengan 9 bus. Berangkat Arab Saudi di hari Jumat, pulang di hari Jumat. 

Pagi itu salat Subuh terakhir di Masjid Nabawi. Setelah salat subuh di masjid, saya dan istri kembali ke hotel untuk mempersiapkan koper kabin dan bawaan lainnya. 

Rasanya berat meninggalkan masjid mulia yang dibangun sendiri oleh Rasulullah SAW di samping rumah beliau. Ada Raudhah di antara rumah Beliau dan mimbar masjid. Tempat air mata tertumpah. Masih ada waktu, batin saya. Saya izin ke istri untuk kembali ke Masjid Nabawi. Istri saya langsung mengiyakan. 

BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (39): Robot Parfum di Nabawi Menarik Perhatian

BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (38): Jangan Takut Lapar di Masjid Nabawi

Berjalan ke Masjid Nabawi kali ini tidak seperti delapan hari sebelumnya. Biasanya jalan biasa ke masjid, menunaikan salat wajib, mengaji, dan lainnya. Kali ini jalan terasa berat. Berulang kali saya mengalaminya di perjalanan sebelum-sebelumnya. Pulang ke tanah air rasanya berat. Dan rasanya tidak berubah. Sama berat. Baik meninggalkan Masjid Nabawi maupun Masjidilharam.


Jemaah kloter 44 Surabaya Pamuji Setyawan dan istrinya, Dian Prihatina, bersiap naik pesawat di Bandara Pangeran Mohammad bin Abdulaziz, Madinah, Jumat, 21 Juli 2023. -Pamuji Setyawan-Dewangga-

Langkah saya menyusuri jalanan di antara bangunan hotel. Merpati di pelataran Masjid Nabawi beterbangan menghindari jemaah yang lewat. Warnanya sama dengan merpati di pelataran Masjidilharam. Saya ingat punya janji memastikan warna bulu merpati di Masjid Nabawi. Di tulisan seri terakhir ini terjawab. Sama warnanya.

Perlahan saya memasuki pintu pagar nomor 311. Terlihat payung di pelataran Masjid Nabawi. Payung yang terlihat indah di foto-foto yang dikirimkan oleh jemaah haji dan umrah. Aslinya lebih indah.

Kubah warna hijau terlihat di sela-sela payung Nabawi. Tempat makam Rasulullah SAW dan dua sahabat beliau. Mendekati pintu masjid nomor 8, semburan kipas angin dengan embun air menyejukkan suasana. Dua hari terakhir entah kenapa, cuaca lebih sejuk. 

Memasuki gerbang pintu 8, ada askar berjaga di kursi besar di depan gerbang. Mengawasi jemaah yang masuk masjid. Saya melepas sandal dan masuk menyusuri jalan di dalam masjid. Kanan kiri ada karpet untuk salat. Beberapa galon air zam-zam ada di pinggiran jalan. Lurus dari pintu 8 ini di ujungnya akan bertemu dengan area di belakang Raudhah

Tidak. Saya tidak masuk ke Raudhah. Hanya ingin melihat kubah hijau dari dekat.

Saya ingin “berpamitan” kepada Rasulullah SAW. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: