Seni, Mimpi, dan Ketekunan: Inspirasi dari Pameran 'Little Dreamer' Zumenart Surabaya

Seni, Mimpi, dan Ketekunan: Inspirasi dari Pameran 'Little Dreamer' Zumenart Surabaya

Pameran karya seni siswa Zumenart dan ABK dari House of Hope, yang dipamerkan -Julian Romadhon - Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jika anak-anak mau menekuni talentanya dalam menggambar atau melukis, maka kelak ketekunan mereka bisa menjadi sesuatu yang berguna di masa depan. Itulah salah satu pesan yang disampaikan oleh Zumenart dalam pameran seni di Hotel DoubleTree by Hilton Surabaya, Minggu, 6 Agustus 2023.

Pameran dengan tema Little Dreamer menampilkan 63 karya seni. Pemilihan tema Little Dreamer, diharapkan dapat memberikan gambaran bagi anak-anak tentang mimpi dan harapan mereka di masa depan. Mereka bisa menjadi pelukis, kartunis, maupun ilustrator buku cerita. 

Anak-anak juga berkesempatan menjadi entrepreneur  dengan menjual karya mereka dan mendapat uang hasil penjualan secara penuh. Ini mengajarkan bahwa ketekunan mereka membuahkan hasil. 

Dan yang tidak kalah penting adalah, menggambar menjadi sarana anak-anak untuk menyalurkan emosi mereka secara positif.

BACA JUGA:Surabaya Tourism Award 2022 Kategori Hotel: DoubleTree by Hilton Dipilih Dahlan Iskan

BACA JUGA:Reuni, 22 Perupa Melukis di Kanvas Sepanjang 20 Meter

63 Karya seni dengan media watercolor, akrilik, pensil warna, crayon, dan digital itu dibuat oleh siswa Zumenart usia 4 sampai 24 tahun. Kelas menggambar Zumenart juga mengajak 13 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari House of Hope Bandung.

“Kami menggandeng (anak berkebutuhan khusus, Red) karena mereka juga punya kesempatan. Tuhan juga memberikan talenta buat anak normal ataupun anak yang luar biasa,” kata Win Fajar Adventa CEO Zumenart, saat ditemui Harian Disway.

Founder dan CEO House of Hope Irene Ridjab merasa senang anak-anak asuhnya bisa berpartisipasi dan mendapat kesempatan menjadi bagian pada pameran tersebut.  “Saya berharap kerjasama dengan Zumenart dapat terus berlanjut. Sehingga dapat memberdayakan anak-anak dengan berkebutuhan khusus, lebih banyak lagi,” ungkap Irene.

Tidak hanya dipamerkan, karya anak-anak itu juga diabadikan di beberapa buku cerita anak. Mereka menjadi ilustratornya. Contohnya, buku berjudul Konser Musik. Ada sembilan anak dari House of Hope yang menjadi ilustrator dalam buku yang ditulis oleh Arie Saptaji

“Saya sangat antusias menjadi mentor sekaligus penulis buku ini. Cukup terkejut juga melihat karya anak-anak hebat. Ini sebuah karya luar biasa,” kata penulis asal Yogyakarta itu.

Karya siswa Zumenart dan anak-anak House of Hope juga disajikan dalam 5 buku cerita anak lainnya. Yakni : Naik Bis Kota, Berani Bertanya di Kelas, Menjadi Anak yang Jujur, Burung Jay Biru, dan Tersesat di Hutan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: