Industri Media Makin Aktif Terlibat dalam Perbaikan Sistem Pemagangan

Industri Media Makin Aktif Terlibat dalam Perbaikan Sistem Pemagangan

Blessy tynandha, advisor GIZ (tengah). Saat memberikan Modul Pelatihan secara simbolis kepada peserta pelatihan pelatih tempat kerja yang diadakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mulai Kamis (10/8/2023) hingga Rabu (16/8/2023).--

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kesadaran industri tentang pentingnya perbaikan sistem pemagangan kian tinggi. Hal ini terlihat dari makin beragamnya industri yang mengikutkan perwakilannya dalam pelatihan pelatih tempat kerja yang diadakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, 10-16 Agustus 2023.

Wakil Direktur Kadin Institute Prof. Tomy Kayhatu mengatakan, sebelumnya Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional - Kualifikasi Dasar atau AdAIB hanya diikuti oleh industri manufaktur. Tapi tahun ini berbeda.

Tahun ini pelatihan yang digelar diikuti oleh beragam industri. Di antaranya industri kepelabuhanan, industri manufaktur, pengelola kawasan industri, industri kesehatan, industri makanan dan minuman serta industri media. 

"Yang menarik, ada sejumlah industri media yang juga mengikutkan perwakilannya. Ini menandakan bahwa industri media pun serius dalam membenahi sistem pemagangan di perusahaan mereka,"  terang Prof Tomy, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim.

Ketertarikan industri media dalam menyiapkan tenaga magang menjadi angin segar bagi SMK yang miliki jurusan teknologi digital dan informasi. Apalagi sekarang eranya digitalisasi. Beragam inovasi teknologi juga telah dikembangkan.

"Saluran informasi pun juga kian beragam, termasuk melalui media sosial seperti IG, TikTok dan juga podcast," ungkapnya.

Ia menegaskan, kesiapan industri dalam menerima pemagangan memang menjadi kunci utama keberhasilan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, yang selama ini digaungkan pemerintah.

Prof Tomy mengatakan, pelatihan AdAIB ini menjadi penting agar industri paham apa yang harus dilakukan ketika menerima siswa magang.

"Kalau dulu ada anak magang, industri tidak tahu disuruh apa karena mereka tidak paham ilmunya, tidak paham sistemnya. Bahkan siswa magang dianggap mengganggu proses produksi. Sehingga industri tidak mendapatkan apa-apa, siswa magang pun juga sama, tidak dapat apa-apa," lanjutnya. 

Padahal program pemagangan ini akan memberikan beragam kemanfatan bagi industri yang mengikuti. Selain akan mendapatkan keringanan pajak seperti yang dijanjikan pemerintah, juga akan memudahkan industri dalam melakukan perekrutan tenaga kerja.

"Banyak keuntungan yang didapatkan, termasuk efisiensi biaya perekrutan, dan peningkatan produktifitas kerja," terang Prof. Tomy.

Program ini, lanjutnya, juga untuk menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi pada 2034. Di mana jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 juta orang.

Terlebih saat ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya mengembangkan industri hilir atau Industri sekunder yang harus didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang akan mengisi.

"Kalau tenaga kerja kita tidak memiliki kualitas dan tidak memiliki daya saing, maka tidak akan ada penempatan. Dan ini akan menjadi bencana demografi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: