Catat! Surabaya Kekurangan Kakak Pembina Pramuka yang Berkompeten

Catat! Surabaya Kekurangan Kakak Pembina Pramuka yang Berkompeten

Siswa Pramuka SMPN 22 Surabaya sebagai perwakilan kontingen Kecamatan Gayungan saat melewati Jalan Tembaan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 12 Agustus 2023.-Moch Sahirol-Harian Disway

Ia pun mengemas materi pramuka dengan semenarik mungkin, dan disesuaikan dengan usia anggotanya. Contohnya, untuk pramuka siaga (SD) kegiatannya lebih banyak dalam bentuk bernyanyi, yel-yel. Tujuannya untuk memberikan mereka semangat

Sementara untuk siswa SMP atau tingkat penggalang, program-program yang diberikan berupa tantangan. 

”Misalnya materi tali temali. Itu saya lombakan, sehingga mereka mau berkompetisi antar teman. Kemudian di akhir diberikan reward. Jadi memadukan antara materi, games, dan reward,” cerita pembina pramuka di SMAN 11 Surabaya ini.

Lain halnya dengan tingkatan SMA. Untuk jenjang penegak ini,  pembina lebih memberikan kebebasan untuk mereka memilih. Memilih mau dikemas seperti apa kegiatan pramuka itu, termasuk tempat mereka berkegiatan. Di dalam atau di luar kelas.

Alasannya, kata Tomy, anggota pramuka jenjang SMA itu mulai penat dengan kegiatan berpramuka. Dan mereka juga pada usia yang ingin didengarkan aspirasinya. 

“Biasa saya kasih kertas, kemudian mereka tulis pendapat mereka,” ujarnya.

Biasanya ia memulai kegiatan pramuka untuk kelompok penegak, dengan kegiatan yang menyambungkan dengan hobi mereka. 

“Karena pramuka sangat luas. Ada yang namanya Saka. Jadi mengarahkannya sudah beda. Sesuai dengan minatnya ketika lulus SMA. Ada yang mau jadi polisi ya saka bhayangkara, kalau bidang kesehatan dia bisa ikut saka bhakti husada,” terang Tomy. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: