Kebakaran Gunung Arjuno Belum Reda, Kepala BNPB Turun Tangan
Kebakaran Arjuno: Pemandangan lereng timur Arjuno yang terbakar dengan 1 titik hotspot baru dipantau dari helikopter-BNPB-
PASURUAN, HARIAN DISWAY - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Arjuno, Jawa Timur masih terus berlangsung. BNPB pertimbangkan berbagai opsi pemadaman.
Kebakaran setidaknya telah berlangsung sejak paruh terakhir bulan Agustus 2023. Mulanya hanya pada petak Pesawahan di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Namun kebakaran kini merambah ke lereng di wilayah Kabupaten Mojokerto, Pasuruan dan Kota Batu.
BACA JUGA:600 Orang Meninggal Dunia Pasca Gempa Bumi Maroko
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto sampai harus turun langsung memantau upaya pemadaman pada Jumat, 8 September 2023.
Peninjauan dilakukan menggunakan helikopter bernomor lambung PK-DAP dari lapangan sepak bola Kaliandra yang berada tak jauh dari posko penanganan darurat karhutla di Kecamatan Prigen, Pasuruan.
Dalam penerbangan dengan ketinggian 6.400 kaki selama kurang lebih 30 menit itu, Kepala BNPB yang juga didampingi Anggota DPR RI Anisah Syakur dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf dibawa pilot berkeliling.
BACA JUGA:Indonesia Alami 500 Kali Kebakaran Hutan dan Gunung dalam 8 Bulan, 90 Persen Faktor Manusia
Rombongan memutari sisi timur lereng Gunung Arjuno dari Prigen hingga kawasan Kota Batu. Dari peninjauan udara itu, Suharyanto dan rombongan melihat sisa-sisa karhutla yang telah padam.
Jika diamati langsung dari helikopter, sisa-sisa kebakaran itu berwarna hitam pekat dipastikan telah menyebabkan hampir 99 persen vegetasi berupa pepohonan, semak dan belukar mati.
Lokasi kebakaran itu juga tidak berada pada satu titik, melainkan ada di beberapa spot yang berbeda-beda. Di lokasi lain, kepulan asap juga masih terlihat di beberapa titik yang diduga merupakan hotspot baru.
Adapun lokasi yang sebelumnya terbakar dalam peninjauan itu berada di lereng gunung dengan ketinggian bervariasi antara 6.000 sampai 8.000 kaki.
BACA JUGA:Jawa Dilanda Karhutla: Setelah Ciremai, Giliran Lereng Gunung Arjuno Terbakar
Ketinggian tersebut diukur menggunakan peranti radio altimeter atau alat pengukur ketinggian yang terpasang di sistem navigasi helikopter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: