Menengok Wacana Suroboyo Kutho Lawas (2): Pengamat Usul Terintegrasi Kampung Arab dan Kawasan Kolonial

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Rencananya, Suroboyo Kutho Lawas bisa buka mulai akhir tahun nanti.

Saat ini konsep wisata kota tua itu masih dalam pembahasan. Sejumlah pegiat cagar budaya dan sejarah pun ikut angkat suara.

Lokasi wisata itu dinilai cukup tepat. Jembatan Merah dan Jalan Karet akan memperkuat wisata yang sudah ada, yakni Kya-Kya Reborn.

Apalagi, nanti bakal ada dermaga baru di sekitar Jalan Karet untuk wisata susur sungai Kalimas.

BACA JUGA:Aksara Jawa Dipasang di Bagian Depan Balai Kota Surabaya, Instansi Lain Menyusul

"Itu pasti bagus sekali. Terutama kalau malam hari," ujar Founder Surabaya Heritage Society Freddy H Istanto saat dihubungi, Minggu, 24 September 2023.

Gedung-gedung yang menjulang bakal penuh kerlap-kerlip. Membuat suasana malam Surabaya lebih hidup dilihat dari perahu.

Wisata susur sungai itulah yang akan menghubungkan antarobjek wisata sejarah lainnya yang berada di sekitaran Kalimans. Mulai dari Jembatan Merah, Balai Pemuda, Monumen Kapal Selam, hingga Peneleh.

Namun, Freddy punya beberapa catatan khusus. Wisata kota tua itu lebih baik diperluas. Tidak hanya di Jembatan Merah dan Jalan Karet.

Terdapat tiga potensi yang bisa dikembangkan. Selain kawasan pecinan, ada kampung Arab di area Makam Sunan Ampel, juga kawasan yang kental nuansa kolonial di sepanjang Jalan Veteran.

BACA JUGA:Bayi Tertukar di Bogor Sudah Pulang

"Dua kawasan itu bisa digarap secara serius," sambungnya. Sebab, tak kuat bila hanya mengandalkan wilayah utara. Butuh diisi dengan sesuatu yang spektakuler.

Kampung Arab dan kawasan Eropa itu bisa jadi jawabannya.

Apalagi, kampung Arab sejauh ini memang sudah terbukti menarik banyak wisatawan dari luar kota bahkan luar negeri.

Sumber: