Lebih Kenal tentang Virus Nipah: Asal, Cara Penularan, Gejala, dan Cara Mencegah

HARIAN DISWAY- Kabar virus Nipah di India terdengar di telinga masyarakat Indonesia. India telah melaporkan negaranya di Distrik Kozhikode terdapat enam kasus yang sudah dikonfirmasi. Terdapat dua kasus yang meninggal dunia.

Sebagai wujud respon kewaspadaan virus ini masuk Indonesia, Pemerintah menyebarkan surat edaran kewaspadaan terhadap virus ini. Termasuk salah satunya upaya berbagai pemangku kepentingan memberikan informasi mengenai virus ini kepada seluruh masyarakat.

Kementerian Kesehatan menjelaskan seputar virus nipah. Mulai dari asal munculnya virus nipah, cara penularan, gejala bagi penderita, dan cara mencegah terkena virus ini.

Asal Munculnya Virus Nipah

Virus nipah pertama kali ditemukan di sebuah peternakan babi di Malaysia. Babi di sana terserang beberapa gejala aneh. Mulai dari demam, sulit bernapas, dan kejang. 

Menurut penuturan World Health Organization (WHO), virus nipah berasal dari hewan kelelawar buah. Yang kemudian virus ini ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran.

BACA JUGA: Menyusul Virus Nipah yang Melanda India, Pemerintah RI Keluarkan Surat Kewaspadaan

Cara Penularan Virus Nipah

Penyakit virus nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus nipah yang tergolong genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Virus ini dapat ditularkan melalui perantara hewan liar, seperti kelelawar pemakan buah (Pteropus sp.). Selain itu, hewan ternak juga termasuk, seperti domba, kambing, dan babi, yang terinfeksi virus tersebut.

Individu bisa tertular virus ini ketika kulit manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Bisa melalui air liur, darah, dan urine dari hewan tersebut.

Bisa juga melalui konsumsi daging hewan yang terinfeksi. Apalagi daging tersebut tidak dimasak matang.

Gejala Bagi Penderita yang Terjangkit Virus Nipah

Gejala penderita yang terjangkit virus ini mulai tampak semenjak 4-14 hari setelah virus nipah masuk ke tubuhnya.

Sumber: http://yankes.kemkes.go.id/