Sejarah Revolusi Transportasi Darat di Indonesia
Ilustrasi Jokowi resmikan transportasi darat berupa kereta cepat WHOOSH.- Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Jalan tersebut merupakan jalan yang diperkeras sehingga halus dan mulus untuk dilewati kereta kuda.
Jalan Raya Pos adalah revolusi pertama modernisasi transportasi di Indonesia. Keberadaan jalan raya itu telah mempercepat hubungan antarkota, terutama untuk memperlancar kereta pos dari Batavia ke Surabaya.
Waktu tempuh Batavia–Surabaya yang semula memakan waktu 40 hari dengan jalan kaki menjadi hanya 6 hari dengan kereta kuda. Keberadaan jalan baru itu telah mengubah wajah Jawa secara radikal. Kota-kota baru bermunculan di sepanjang titik pemberhentian kereta pos yang berjarak 30–50 kilometer.
Raffles yang datang menggantikan Daendels dan berkuasa di Jawa pada 1811–1816 telah menambah jaringan jalan ke pedalaman.
Sebagaimana ditulis sejarawan Sartono Kartodirdjo dalam bukunya, Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1599–1900: Dari Emporium sampai Imperium (1992), jaringan jalan di Jawa pada akahir abad ke-19 telah mencapai panjang kurang lebih 20.000 kilometer.
Jawa benar-benar telah menjadi pulau terbuka yang antar kotanya telah tersambung dengan jaringan jalan raya sebagai dampak dari keberadaan Jalan Raya Pos.
Revolusi kedua jaringan transportasi di Jawa dimulai pada 1850-an, ketika sekelompok pengusaha Belanda mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun jaringan kereta api.
Saat itu kereta api telah menjadi sarana transportasi massal paling modern di Eropa dan Amerika. Efisiensi kereta api sebagai alat angkut telah menginspirasi para pengusaha gula agar transportasi modern tersebut dioperasikan juga di Jawa yang saat itu merupakan lumbung gula nomor satu di dunia.
Setelah melalui perdebatan yang berlarut-larut mengenai siapa yang harus diberi konsesi untuk bisnis transportasi itu, apakah pemerintah ataukah swasta, akhirnya pada tahun 1863 mulai dibangun jaringan kereta api dari Semarang ke Yogyakarta.
Pemerintah maupun swasta sama-sama diberi hak untuk membangun jaringan transportasi kereta api sehingga dalam waktu yang amat cepat hampir seluruh kota di Jawa tersambung dengan moda transportasi paling modern tersebut.
Pada 1894 jarak antara Batavia dan Surabaya telah dapat dilayani dengan kereta api dengan waktu tempuh hanya sehari semalam.
Kereta api telah memotong waktu tempuh puluhan jam serta mengefisiensikan hampir seluruh jenis pekerjaan yang memerlukan sarana transportasi.
Modernisasi yang ditandai dengan kerja cepat dan efisien telah merambah sebagian besar kota-kota di Jawa.
Sebagamana digambarkan oleh Mas Marco Kartodikromo, seorang jurnalis pejuang zaman penjajahan, kereta api tidak hanya sebagai simbol modernisasi yang menggerakkan ekonomi kolonial.
Lebih dari itu, kereta api juga menjadi simbol perjuangan rakyat bumiputra yang diwakili kaum buruh pada waktu itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: