Ali Barakeh: Palestina Siap Hadapi Segala Macam Skenario Perang

Ali Barakeh: Palestina Siap Hadapi Segala Macam Skenario Perang

Ali Barakeh, salah seorang pemimpin Hamas saat sesi interview, membantah rumor bahwa Hamas menerima bantuan dari Iran ataupun dari pasukan Hizbullah Lebanon. -The Associated Press-

HARIAN DISWAY - Pada Senin, 9 September 2023 lalu pejabat senior Hamas Ali Barakeh mengatakan bahwa hanya beberapa komandan di Gaza yang mengetahui serangan besar-besaran yang dilancarkan terhadap Israel. 

 

Dilansir dari The Associated Press, pimpinan Hamas di pengasingan itu, menjelaskan mengenai keputusan Israel untuk menghantam balik Gaza dan bersumpah untuk memblokade wilayah yang dikuasai Hamas sepenuhnya.

 

Serangan mendadak yang diluncurkan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023, itu memang membuat badan intelijen dan juga pasukan keamanan Israel benar-benar kelimpungan.

 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Hamas, Faksi Palestina yang Bikin Israel Murka

 

Ratusan pasukan bersenjata Hamas menyerbu Israel mulai dari celah-celah yang diledakkan di pagar perbatasan dan di beberapa kota hingga menewaskan ratusan tentara dan warga sipil serta menangkap yang lainnya.

 

Dikatakan Barakeh, serangan itu sebelumnya telah direncanakan oleh sekitar puluhan petinggi penting Hamas di Gaza. Namun, sekutu terdekat kelompok Hamas tidak diberitahu sebelumnya mengenai rencana peperangan tersebut.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sekutu Palestina seperti Iran dan Lebanon hanya mengumumkan bahwa mereka bersedia bergabung dalam pertempuran jika wilayah Gaza dikuasai untuk menuju perang pembebasan.

 

Ia juga membantah laporan yang menuding bahwa badan intelijen keamanan Iran membantu perencanaan serangan itu dan memberikan lampu hijau pada rapat yang diadakan pada pekan lalu di Beirut.

 

BACA JUGA: Iran Dituduh Jadi Beking Serangan Hamas ke Israel, Begini Tanggapan Mereka

 

“Tak banyak komandan Hamas yang tahu tentang zero hour. Tidak ada seorang pun dari komando pusat atau biro politik Hamas yang berada di Ibu Kota Lebanon pekan lalu,” ucap Barakeh.

 

Barakeh mengakui bahwa kelompok militer Hizbullah Iran dan Lebanon telah membantu Hamas pada beberapa waktu lalu. Namun, sejak pecahnya perang Gaza pafa 2014, Hamas telah mampu memproduksi roket dan melatih para pasukan militernya sendiri.

 

Saat Amerika Serikat ditanya apakah telah menemukan bukti keterlibatan Iran dalam peperangan ini, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby di Gedung Putih menyatakan bahwa terdapat upaya keterlibatan dari Iran karena dukungannya selama bertahun-tahun terhadap Hamas.

 

Namun, pihak Amerika Serikat sendiri belum menemukan buktinya secara pasti bahwa Iran benar-benar terlibat berpartisipasi secara langsung. Atau secara tidak langsung dengan menyuplai sumber daya atau dengan membantu merencanakan serangkaian serangan komplek seperti yang diluncurkan Hamas pada akhir pekan.

 

BACA JUGA: Alamak! Amerika Kirim Kapal Induk Terkuatnya, USS Gerald R. Ford ke Mediterania Saat Pertempuran Israel - Hamas Berlangsung

 

Barakeh mematahkan rumor jika serangan itu telah direncanakan selama lebih dari setahun yang bertujuan untuk menggagalkan upaya Amerika Serikat dalam memenangkan keyakinan pihak Arab Saudi agar mau untuk memperbaiki hubungan dengan Israel.

 

Ia mengatakan sebenarnya peperangan itu pecah karena didorong oleh rangkaian tindakan yang diambil oleh pemerintah Israel selama satu tahun terakhir. Termasuk aktivitas agresif mereka di Yerusalem dan menekan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

 

Ia juga mengatakan bahwa Hamas yakin jika Israel punya rencana untuk membunuh para atasannya. Bahkan Hamas kaget dengan operasi besar yang yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa itu.

 

Hamas berharap Israel dapat mencegah atau membatasi serangan tersebut. “Kami terkejut dengan serangan besar ini. Kami berniat untuk menahan sejumlah orang agar nantinya dapat ditukar," kata Barakeh.

 

Ia mengklaim bahwa Hamas hanya merencanakan serangan kecil. Namun, hal itu terbantahkan dengan fakta yang ada bahwa sekitar seribu orang turut andil dalam serangan dengan melakukan serangan melalui darat, laut, dan udara.

 

Menanggapi hal ini, Israel telah menyatakan perang habis-habisan dan berjanji akan membalas Hamas dengan cara yang tak pernah disangka sebelumnya.

 

Israel akan mengerahkan sekitar 300 ribu lebih pasukan cadangan dan meningkatkan invasi jalur darat dan melakukan upaya pendudukan kembali di Jalur Gaza.

 

Militer Israel mengatakan bahwa mereka juga telah berhasil membunuh ratusan pasukan militer dan mengebom sejumlah sasaran Hamas.

 

Sejauh ini, menurut Barakeh, Hamas hanya mengerahkan pasukannya sendiri dengan jumlah yang sedikit. Ada hampir 2 ribu anggota baru ambil bagian dalam pertempuran itu dari total 40 ribu tentara yang ada di Gaza.

 

Nantinya Hamas akan mengandalkan sekutunya jika mereka tak mampu bertahan dari gempuran Israel.

 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Hamas, Faksi Palestina yang Bikin Israel Murka

 

Pada Senin, 9 September 2023 itu, Hamas atau kelompok Jihad Islam Palestina itu mengklaim bahwa mereka telah mengirim empat pria bersenjata lengkap melintasi perbatasan Lebanon ke Israel dan berhasil menembak tujuh tentara Israel.

 

Tapi sebaliknya, Israel menyatakan bahwa pasukannya sendirilah yang menembak dan yang membunuh beberapa pria bersenjata yang menyeberang ke negara itu dari Lebanon. Mereka jugalah yang menembaki wilayah Lebanon selatan.

 

Dengan adanya perwakilan Hamas di Lebanon yang telah bertugas selama bertahun-tahun, mulai saat ini juga mereka mengemban tugas untuk berkoordinasi dengan faksi-faksi milik Palestina lainnya.

 

Barakeh mengatakan bahwa pasukan Hamas akan menggunakan sejumlah warga Israel yang disandera dalam serangan itu untuk menjamin pembebasan semua warga Arab yang ditahan di penjara-penjara Israel.

 

Juga untuk membebaskan beberapa warga Palestina di penjara di Amerika Serikat atas tuduhan mendanai Hamas. “Ada warga Palestina yang ditahan di Amerika Serikat. Kami akan meminta kebebasan mereka,” ujar Barakesh.

 

Pada 2009, pengadilan di Dallas menjatuhkan hukuman 65 tahun penjara kepada dua anggota pendiri Holy Land Foundation for Relief and Development, organisasi yang pernah menjadi badan amal Muslim terbesar di Amerika Serikat, karena menyalurkan jutaan dolar ke Hamas.

 

Tiga pria lainnya dijatuhi hukuman penjara antara 15 hingga 20 tahun karena konspirasi.

 

Yang jelas, Barakeh mengatakan bahwa Hamas siap melakukan perang besar dengan Israel. Apalagi Hamas telah memiliki persenjataan roket yang akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

“Kami siap menghadapi segala macam skenario perang. Bahkan perang panjang sekalipun. Kami akan menghentikan zionis jika agresi militer tidak berhenti di Gaza,” tegasnya. (Salsa Amalia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: