Tragedi Kemanusiaan di Gaza dan Hipokrisi Barat-Amerika Serikat

Tragedi Kemanusiaan di Gaza dan Hipokrisi Barat-Amerika Serikat

TOFAN MAHDI (penulis) saat berada di Tepi Barat, Palestina, 2007. -Dok Pribadi-

Bersyukur, rakyat Palestina selalu bersatu. Berbagai faksi di Palestina bersatu mendukung para pejuang Hamas melawan Iseael. Juga, pasukan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon ikut menggempur Israel. 

Meski tetap tidak seimbang secara peralatan sistem persenjataan dibandingkan Israel, bersatunya faksi-faksi di Palestina itu merupakan sebuah modalitas moral yang sangat besar. 

Negara di Timur Tengah yang sudah secara tegas dan bersiaga membela Palestina adalah Iran. Dikutip Al Jazeera, jika Israel tidak menghentikan serangan ke Gaza, Iran tidak akan tinggal diam. 

Negara Arab lain tampak memantau situasi dan mencoba melakukan diplomasi untuk menghentikan perang. Negara lain seperti Republik Rakyat Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia mendukung Palestina melawan Israel.

Pemerintah dan rakyat Indonesia hingga hari ini berada di sisi rakyat dan bangsa Palestina. Indonesia tidak akan mengakui Israel sebelum berdiri negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh. 

Pemerintah Indonesia terlibat dengan mengirim personel pada Pasukan Perdamaian PBB di wilayah konflik di Timur Tengah. Pun, bantuan kemanusian baik oleh pemerintah maupun atas inisiatif masyarakat Indonesia untuk rakyat Palestina.

Menyaksikan siaran TV seperti Al Jazeera, sedih sekali melihat Kota Gaza yang luluh lantak oleh kekejaman Israel. Anak-anak dan warga sipil yang tidak berdosa menjadi korban. 

Jika tidak berempati melihat tragedi itu, kita patut menanyakan kepada diri sendiri, ”Masihkah di dalam diri ini ada hati nurani?” (*)

*) Tofan Mahdi, wartawan senior dan penulis buku Pena di Atas Langit. Pernah meliput konflik Palestina-Israel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: