Jadi Dasar Penetapan Hari Santri, Simak Sejarah Resolusi Jihad Tahun 1945

Jadi Dasar Penetapan Hari Santri, Simak Sejarah Resolusi Jihad Tahun 1945

(Ilustrasi) Laskar Hizbullah yang elemennya terdiri dari para santri, ikut terlibat dalam pertempuran di berbagai wilayah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. -Duniasantri.co-

HARIAN DISWAY - Hari Santri Nasional (HSN) 2023 diperingati setiap tahunnya pada 22 Oktober. HSN ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) nomor 22 tahun 2015. 

Tahun ini, puncak perayaan HSN 2023 dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur dengan Apel bersama yang menurut jadwal akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo, dihadiri Wapres Ma'ruf Amin dan sejumlah pejabat tinggi negara. 

Dalam Apel Hari Santri 2023, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dijadwalkan akan membaca teks Resolusi Jihad pada Minggu, 22 Oktober 2023 di Tugu Pahlawan, Surabaya.

BACA JUGA:Hari Santri 2023: Puluhan Ribu Peserta Ramaikan Jalan Sehat Bersama Menteri Agama, Ketua Umum PBNU dan Gubernur

Penetapan Hari Santri adalah untuk mengenang perjuangan para santri dalam merebut kemerdekaan lewat Resolusi Jihad tahun 1945. 

Resolusi Jihad adalah sekumpulan perintah dan fatwa yang dikeluarkan oleh Rais Akbar PBNU Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari untuk mengobarkan perlawanan rakyat melawan tentara Belanda dan Inggris yang ingin kembali menjajah Indonesia.  

Sejarah Resolusi Jihad


Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, Rais Akbar PBNU dan pencetus fatwa Resolusi Jihad-wikipedia-

Pasca kekalahan pasukan Jepang di berbagai teater Perang Dunia II pada Agustus 1945, terjadi kekosongan kekuasaan di berbagai wilayah pendudukan. Tak terkecuali Indonesia.

Kekosongan tersebut dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dengan menetapkan Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.

Teriakan dan semangat Merdeka menggema ke seluruh Nusantara hingga September 1945 agensi pemerintahan sipil Hindia-Belanda yang disebut NICA datang kembali ke Indonesia dengan dalih mengembalikan "pemerintahan sipil" Belanda di Nusantara.

Kehadiran NICA yang dikawal pasukan Sekutu menimbulkan kecurigaan bahwa Belanda ingin mencoba menguasai Indonesia kembali. Gesekan dengan rakyat pun tidak bisa dihindari dan mengarah pada pertempuran terbuka. 

Puncaknya adalah pada 19 September 1945, terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya. 

BACA JUGA:Kenang Perjuangan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, Kirab Santri dari Banten Sampai Surabaya, Berangkat Hari Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: