Sejarah Sumpah Pemuda: Para Pemuda Bicara Toleransi, Bahasa, dan Hak-Hak Perempuan pada Kongres Pemuda I

Sejarah Sumpah Pemuda: Para Pemuda Bicara Toleransi, Bahasa, dan Hak-Hak Perempuan pada Kongres Pemuda I

Para peserta Kongres Pemuda I setelah mengikuti kongres di Gedung Vrijmetselaarslogem, Jakarta pada 30 April 1926. Kongres Pemuda I berlangsung pada 30 April – 2 Mei 1926 sebagai cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. -Kemdikbud-

Turut hadir pula para wakil partai politik dan wakil pemerintah Hindia Belanda yang terdiri dari Patih Batavia, polisi, Politieke Inlichtingen Dienst (PID), dan Penasehat Urusan Bumiputera.

Adapun yang bertindak sebagai Panitia Kongres Pemuda I meliputi:

  1. Ketua            : Mohammad Tabrani (Jong Java)
  2. Wakil Ketua   : Soemarto (Jong Java)
  3. Sekretaris     : Djamaloedin (Jong Sumatranen Bond)
  4. Bendahara    : Soewarso (Jong Java)
  5. Anggota        :
  • Bahder Djohan (Jong Sumatranen Bond)
  • Jan Toule Soulehuwij (Jong Ambon)
  • Paul Pinontoan (Jong Celebes)
  • Achmad Hamami (Sekar Roekoen)
  • Sanoesi Pane (Jong Bataks Bond)
  • Sarbaini (Jong Sumatranen Bond)

Kongres Pemuda I berlangsung dalam tiga kali rapat. Setiap rapat terdapat pidato dengan topik yang beragam. Sebagai bagian dari strategi, Mohammad Tabrani meminta semua pidato harus ditulis, lalu diperbanyak naskahnya setelah melalui proses seleksi.

Rapat Pertama Kongres Pemuda I

Rapat pertama berlangsung pada Jumat, 30 April 1926 pukul 20.00-00.15 di Gedung Vrijmetselaarslogem (sekarang Gedung Kimia Farma di Jalan Boedi Oetomo, Jakarta Pusat).

Pidato pertama disampaikan oleh Mohammad Tabrani. Dia menyampaikan bahwa panitia memilih acara-acara yang mengandung unsur pemersatu sebagai bentuk untuk menumbuhkan semangat persatuan.

Setelah Tabrani menyampaikan pidatonya, setiap organisasi pemuda yang hadir turut menyampaikan isi pidatonya.

BACA JUGA:Ini dia 30 Link Twibbon untuk Meriahkan Hari Sumpah Pemuda

Pembicara selanjutnya adalah Soemarto. Dia menyampaikan pidato dengan judul Gagasan Persatuan Indonesia. Dia mengutip tulisan R.M. Notosoeroto dalam majalah Oedaja yang mengatakan bahwa pembentukan kesatuan Indonesia sangat mungkin terjadi karena tiga alasan.

Tiga alasan itu meliputi (1) Bangsa Indonesia sama-sama dijajah Belanda; (2) Indonesia merupakan satu kesatuan budaya; (3) Dilihat dari sudut bahasa, Indonesia adalah satu kesatuan.

Selain itu, Soemarto juga mengusulkan untuk membentuk perkumpulan yang dapat menampung seluruh elemen pergerakan pemuda yang ada.

Rapat Kedua Kongres Pemuda I

Rapat kedua berlangsung pada Sabtu, 1 Mei 1926 pukul 20.00-00.15 di Gedung Vrijmetselaarsloge. Terdapat tiga pembicara dalam rapat kedua ini dengan topik utama Kedudukan Wanita Indonesia.

Pembicara pertama adalah Bahder Djohan, yang isi pidatonya disampaikan oleh Djamaloedin. Isi pidatonya menekankan persamaan hak wanita dengan pria sehingga hal tersebut dapat mendorong wanita agar lebih banyak berkarya demi masa depan bangsa.


Ilustrasi peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023. -Freepik-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: abdul rahman dkk sumpah pemuda: latar sejarah dan pengaruhnya bagi pergerakan nasional (2008) jakarta: museum sumpah pemuda.