5 Organisasi Pemuda yang Menjadi Bibit Lahirnya Hari Sumpah Pemuda
Para panitia Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928. Panitia ini adalah gabungan dari berbagai macam organisasi pemuda yang menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Kemdikbud-
HARIAN DISWAY - Sumpah Pemuda lahir dari hasil putusan Kongres Pemuda II yang disepakati bersama pada 28 Oktober 1928 oleh berbagai organisasi pemuda Indonesia.
Pada awal abad ke-20, banyak organisasi pemuda yang bermunculan di Hindia Belanda. Salah satunya adalah dampak dari politik etis tahun 1901.
Politik etis adalah upaya kewajiban moral pemerintah Hindia Belanda dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat pribumi setelah mereka memperoleh penderitaan selama penerapan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) tahun 1830.
Salah satu dampak penerapan politik etis adalah munculnya kaum terpelajar dari kalangan para pemuda pribumi. Mereka mulai menyadari pentingnya persatuan hingga kemerdekaan Indonesia.
Untuk mewujudkan hal itu, mereka mendirikan organisasi pemuda yang turut memberikan pengaruh terhadap semangat persatuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, salah satunya melalui Sumpah Pemuda.
Setidaknya, ada lima organisasi pemuda yang turut berkontribusi dalam perumusan Sumpah Pemuda, yakni:
1. Jong Java
PARA pengurus Jong Java. Organisasi pemuda ini menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Museum Sumpah Pemuda-
Awal penamaan organisasi pemuda ini adalah Bond van Studeerenden van Java en Madura (Perkumpulan Pelajar Jawa dan Madura) Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia) atau disingkat Tri Koro Dharmo.
Pendiri organisasi itu adalah Satiman Wiriosandjojo. Gagasannya muncul setelah melihat organisasi Boedi Oetomo yang kurang memberikan ruang gerak bagi kaum pemuda. Untuk itu, ia ingin mendirikan organisasi khusus pemuda.
Organisasi pemuda itu resmi berdiri pada 7 Maret 1915 di gedung STOVIA, Gg Menjangan, Weltevreden (Jakarta). Bukan hanya Satiman, penggagas organisasi Tri Koro Dharmo lainnya adalah Kadarman dan RT Soenardi Djaksodipoero.
BACA JUGA:Simak! Susunan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023
Terdapat tiga tujuan utama Tri Koro Dharmo. Yaitu, (1) Mengadakan hubungan antara para pelajar pribumi di sekolah tinggi, sekolah menengah, kursus pendidikan lanjut, dan vak (pendidikan kejuruan); (2) Membangkitkan dan meningkatkan minat terhadap kesenian dan bahasa nasional; dan (3) Memajukan pengetahuan umum para anggotanya.
Penamaan Tri Koro Dharmo mulai diubah menjadi Jong Java pada Kongres Pertama Tri Koro Dharmo, 12 Juni 1918, di Solo. Alasan perubahan nama itu karena mereka belum yakin bahwa organisasi itu dapat mempersatukan suku-suku di Indonesia sehingga mereka berfokus di Jawa.
Tujuan organisasinya pun juga diubah, yaitu membangun suatu persatuan Jawa Raya dengan cara mengadakan suatu ikatan baik antarpelajar bangsa Indonesia, menambah kepandaian anggota, dan menimbulkan rasa cinta kebudayaan Jawa.
2. Jong Sumatranen Bond
PARA pengurus Jong Sumatranen Bond. Organisasi pemuda ini menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Kemdikbud-
Semangat ingin mempersatukan seluruh pelajar yang berasal dari Sumatera juga tinggi pada saat itu karena mereka melihat jejak rekan-rekannya dari Jawa. Untuk itu, mereka mendirikan Jong Sumatranen Bond pada 8 Desember 1917 di gedung Volkslectuur, Weltervreden (sekarang menjadi Gedung Balai Pustaka Jakarta).
BACA JUGA:Sejarah Hari Sumpah Pemuda: Melodi Indonesia Raya Menggema pada Kongres Pemuda II
Pendiri organisasi itu adalah Tengkoe Mansoer, Mohammad Anas, Mohammad Amir, Abdoel Moenir Nasoetion, dan Kamoen. Adapun yang bertindak sebagai ketua adalah Tengkoe Mansoer.
Tujuan pendirian organisasi tersebut adalah mempererat ikatan antar pemuda-pemuda pelajar Sumatera dan membangkitkan kesadaran untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsa serta menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan Sumatera.
3. Jong Celebes
PARA pengurus Jong Celebes. Organisasi pemuda ini menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Nusantara62-
Sama dengan sebelumnya, awal penamaan organisasi pemuda ini adalah Studenten Vereeniging Minahasa (Perhimpunan Pelajar Minahasa). Organisasi ini berdiri pada 6 Januari 1918 di gedung bekas asrama STOVIA berdasar gagasan dari T.A. (Tom) Kandou.
Tujuan pembentukan organisasi Studenten Vereeniging Minahasa adalah mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan antar pelajar dari Sulawesi.
Penamaan Studenten Vereeniging Minahasa mulai diubah menjadi Jong Celebes pada 1927. Alasan perubahan nama itu berdasar analogi organisasi pemuda Jawa yang bernama Jong Java dan organisasi pemuda Sumatera yang bernama Jong Sumatranen Bond.
Untuk itu, perubahan nama menjadi Jong Celebes adalah tepat sebagai nama yang mewakili wilayah Celebes atau Sulawesi.
4. Sekar Roekoen
Edisi perdana surat kabar Sekar Rukun pada Desember 1921. Organisasi pemuda ini menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Sejarah Jakarta-
Sekar Roekoen adalah organisasi pemuda yang mempersatukan para pemuda Jawa Barat. Organisasi itu didirikan Iwa Koesoemasoemantri di Jakarta pada 26 Oktober 1919.
BACA JUGA:20 Kata-Kata Bijak untuk Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2023
Terdapat empat tujuan pendirian Sekar Roekoen. Yaitu, (1) Memajukan kepandaian orang Sunda; (2) Mempersatukan pelajar Sunda di Jakarta; (3) Membiasakan penggunaan bahasa Sunda; dan (4) Menyalurkan kebutuhan hiburan dengan menekuni kesenian Sunda.
Organisasi ini menyatakan sikap netralnya terhadap agama dan tidak ingin melakukan kegiatan politik. Sekar Roekoen lebih menekankan kegiatan utamanya dengan memajukan kebudayaan Sunda.
5. Jong Islamieten Bond
PARA pengurus Jong Islamieten Bond. Organisasi pemuda ini menjadi bibit lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Tengkuputeh-
Jong Islamieten Bond didirikan R. Sjamsuridjal dengan dukungan dari KH Ahmad Dahlan, HOS Tjokroaminoto, dan H Agoes Salim. Organisasi ini secara resmi berdiri pada 1 Januari 1925 di Jakarta.
Tujuan pendirian organisasi adalah memajukan pengetahuan Islam, menjalankan kehidupan berlandaskan Islam, dan persatuan yang berlandaskan Islam.
BACA JUGA:Filosofi Logo dan Makna Tema Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023
Sebelumnya, organisasi ini muncul sebagai akibat dari perpecahan organisasi Jong Java. R. Sjamsuridjal mengusulkan dua hal, yaitu memasukkan Jong Java ke unsur politik dan meningkatkan pemahaman agama Islam di dalamnya.
Usul tersebut disampaikan pada Kongres Jong Java VII, 27-31 Desember 1924, sehingga menimbulkan pro dan kontra dari para peserta kongres.
Untuk menjaga persatuan, R. Sjamsuridjal mengundurkan diri sebagai ketua umum dalam Kongres Jong Java VII dan mendirikan organisasi sendiri, yaitu Jong Islamieten Bond. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: