Polisi Sidik Bullying, Sekolah Bilang Bercanda
Polisi ungkap luka yang dialami korban dugaan bullying dan penganiayaan di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Sukaemah: ”Iya, bercanda. Mereka cuma bercanda. Mereka main, terus jajan. Jadi, kalau untuk perundungan kayaknya kan terlalu jauh ya kalau untuk dirundung. Ini mereka jajan, lalu bercanda, selengkatan (sliding) kaki satu orang ke Fatir, jatuh, gitu.”
Dilanjut: ”Waktu itu Fatir masih beraktivitas seperti biasa, sekolah. Hari Sabtu (tiga hari setelah kejadian) mungkin ia kakinya sakit, terus berobat ke klinik, tapi ia masih masuk, normal.”
Penjelasan Sukaemah tampak tidak berempati terhadap korban. Ia bersikukuh bahwa penjegalan itu bercanda. Berat ini.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar saat dihubungi wartawan Rabu membenarkan adanya kejadian itu.
Nahar: ”Tim kami telah mengunjungi anak korban yang telah diamputasi kaki kirinya. Tim juga bertemu dengan orang tuanya di rumah sakit (di HCU RS Kanker Dharmais, Jakarta).”
Dilanjut: ”Itu kasus perundungan. Sekarang kasusnya ditangani pihak kepolisian. Polisi telah memeriksa korban, ibu korban, terlapor anak, dan orang tua terlapor anak. Juga, diagendakan pemeriksaan saksi lainnya yang belum memberikan kesaksian.”
Nahar tidak komentar masalah hukum karena sedang ditangani polisi. ”Kita tunggu hasil penyidikan polisi,” ujarnya.
Kini Fatir tengah dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta karena kondisinya belum stabil setelah menjalani operasi amputasi.
Perundungan anak sangat sering terjadi. Rata-rata pihak sekolah membantah terjadi perundungan. Mungkin karena beda pemahaman tentang definisi perundungan. Beda pemahaman antara masyarakat umum dan pihak sekolah.
Seidaknya, dari pernyataan Sekaemah, dia tahu telah terjadi penjegalan terhadap Fatir oleh lima murid. Namun, menurut pemahaman Sekaemah, kejadian itu bercanda. Jadinya, karena Sukaemah bersikukuh, ortu Fatir membawa masalah itu ke ranah hukum.
Kejadian tersebut, terutama kronologi ancaman pelaku terhadap korban di saat kejadian, pasti membuat ortu miris. Itu bisa terjadi pada anak lain. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: