Beri Orasi Budaya, Ahmad Dhani Kisahkan Egaliternya Arek Suroboyo

Beri Orasi Budaya, Ahmad Dhani Kisahkan Egaliternya Arek Suroboyo

Ahmad Dhani berorasi di acara Festival Soeroboyo Wani.-Ahmad Rijaluddin-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Ahmad Dhani, pentolan Dewa 19, hadir dalam Festival Soeroboyo Wani yang digelar The Luntas Indonesia, bekerja sama dengan Kayoon Heritage. Acara itu berlangsung pada 11 November 2023 di Kayoon Heritage, Jalan Embong Kemiri, SURABAYA.

Dhani melakukan orasi budaya. Ia naik ke panggung ludruk, ditemani dua member Luntas: Robets Bayoned dan Ipul Bayoned. Sebagaimana Arek Suroboyo, cara bicara Dhani pun ceplas-ceplos. Apalagi Robets dan Ipul piawai menimpalinya.

"Nek 'orasi' kan Bahasa Indonesia. Boso Suroboyone 'orasi' iku opo, rek (Kalau 'orasi' itu Bahasa Indonesia. Kalau dalam bahasa Surabaya, 'orasi' itu terjemahannya apa, Red)?," tanyanya. 

"Nyocot (berbicara terus, Red), cak!," sahut Ipul. Dhani tertawa, kemudian mengiyakan. "Iyo, Nyocot, yo," jawabnya. Lalu ia mengatakan, "Saya bakal ada ratusan hari untuk Nyocot terus di Surabaya, di berbagai tempat," ungkapnya.

Ditambah, malam itu Dhani menyampaikan bahwa ia meresmikan Kayoon Heritage sebagai "Rumah Seni Ahmad Dhani". "Nanti tak pasang AC semua ruangan-ruangan ini," katanya. Dalam orasinya, ia menyebut bahwa dirinya bangga sebagai Arek Suroboyo.

BACA JUGA:Festival Soeroboyo Wani, Hadirkan Drama Kolosal Tragedi Jembatan Merah

BACA JUGA:Jelang Pilpres 2024, 19 Tokoh Nasional Kumpul di Rumah Gus Mus Siang Ini, Bahas Apa?

Suami Mulan Jameela itu menceritakan sejarah Surabaya sebagai Kota Pahlawan. "Tak hanya ditetapkan pasca perang 10 November 1945. Tapi kota ini menyimpan berbagai kisah kepahlawanan. Bahkan sejak 1293," ungkapnya.


Ekspresi Ahmad Dhani saat berorasi di Festiva Soeroboyo Wani di Kayoon Heritage, Surabaya.-Ahmad Rijaluddin-Harian Disway-

Pada tahun tersebut, Dhani menuturkan kisah pengusiran tentara Tar Tar oleh Raden Wijaya, yang kelak mendirikan Kerajaan Majapahit. Lalu ia bercerita tentang kesaksian Abdul Latief, yang pernah dekat dengan sosok Soekarno.

"Sebagai orang Surabaya, Pak Latief bilang kalau Bung Karno itu cara berbicaranya seperti cara Arek. Logatnya pun begitu. Tapi sejarah kita kurang memberi penekanan bahwa beliau adalah Arek Suroboyo," ujarnya. 

Dhani pun menyebut bahwa Surabaya dalam perang 10 November 1945 adalah medan tempur paling mengerikan. "Pak Prabowo yang belajar di Amerika, bicara pada saya. Bahwa militer mereka takut pada Surabaya. Semangat heroismenya luar biasa," ungkapnya.


Gaya Ahmad Dhani saat orasi budaya di Festival Soeroboyo Wani di Kayoon Heritage, Surabaya.-Ahmad Rijaluddin-Harian Disway-

Ia menyayangkan sikap Soekarno yang memilih melakukan gencatan senjata dengan Sekutu demi menghindari pertumpahan darah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: