Julukan Gemoy Beri Efek Positif Untuk Prabowo

Julukan Gemoy Beri Efek Positif Untuk Prabowo

Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengambil nomor urut Pilpres 2024.-Dok. Partai Gerindra-

Menurut Denny, ada tiga hal penyebab mengapa julukan gemoy itu positif buat Prabowo.

Pertama, kata gemoy itu memberikan citra baru kepada Prabowo. Kini Prabowo dianggap sebagai tokoh yang rileks saja, yang penuh humor. Bahkan menanggapi hal-hal yang negatif keras sekali kepadanya, respon Prabowo menenangkan.

"Mengapa terjadi perubahan citra itu? Ujar Prabowo dengan jenaka, ia dua kali sudah dikalahkan di pemilu presiden. Karena itu ia mengubah penampilannya menjadi lebih rileks. Semua ia anggap keluarga dan teman," katanya.

BACA JUGA:Partai Gelora Optimistis Pemilih Muda Pilih Prabowo-Gibran

BACA JUGA:Wakil PM Australia Akan Temui Prabowo, Ingin Perdalam Kerja Sama

Kedua, gemoy sebagai sebuah kata baru sangat populer di kalangan milenial. Ini memang bahasa anak- anak muda. Di mana akhir-akhir ini memang ada beberapa kata baru yang menjadi kata pergaulan dan gemoy salah satunya.

Terutama di kalangan pemain TikTok atau TikTokers, kata gemoy diucapkan untuk mereka yang dianggap menggemaskan. Lucu. Kata yang diberikan kepada orang-orang yang mereka suka, yang disayangi.

Ketiga, kata gemoy ini juga membangkitkan kreativitas bertutur. Di mana sekarang banyak ucapan yang menyertai kata gemoy itu.

Kemana pun Prabowo pergi, relawan dan publik yang hadir meneriakkan kata gemoy dengan berbagai redaksi yang berbeda. Salah satu yang populer sekarang ini adalah 'apakah boleh presiden segemoy ini?'

Menurut Denny, kata gemoy menjadi branding baru yang organik dan viral. "Jelaslah ini menguntungkan Prabowo jika ia tetap menampilkan citranya yang segemoy itu, yang rileks saja, yang humoris, yang akrab, menganggap semua kawan dan keluarga," imbuh dia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber