Berdalih Kematian Warga Sipil Risiko Perang, Netanyahu Tutupi Fakta Tentaranya Lakukan Serangan Brutal

Berdalih Kematian Warga Sipil Risiko Perang, Netanyahu Tutupi Fakta Tentaranya Lakukan Serangan Brutal

PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kematian warga sipil di Gaza adalah risiko perang pada 17 November 2023. -CBS-

HARIAN DISWAY - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kematian warga sipil di Gaza adalah risiko perang pada Jumat, 17 November 2023.

Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mencoba segala cara, mulai mengirimkan selebaran hingga menelepon untuk pergi, agar warga sipil di Gaza tidak terkena dampak serangan yang diluncurkan pasukan Israel.

“Setiap kematian para warga sipil itu adalah tragedi dan sudah jadi risiko perang. Kita sudah melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi mereka ke selatan agar mereka aman. Sedangkan, Hamas malah menghancurkan itu semua,” ucapnya.


PARA warga yang berjalan menuju Perbatasan Rafah untuk melakukan evakuasi wajib berjalan dengan mengangkat tangan jika tidak ingin ditembak pasukan Israel pada 10 November 2023 -@motaz_azaiza-

Netanyahu mengatakan bahwa tujuan dari seluruh operasi militer dan kampanye darat tersebut adalah menghancurkan Hamas. Sayang, jumlah korban warga sipil di Gaza sangat besar dan itu adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. 

“Satu-satunya hal yang bisa saya katakan adalah kami sudah mencoba untuk meminimalkan korban warga sipil di Gaza. Kami selalu mengupayakan hal itu, tetapi tidak berhasil,” dalih Netanyahu.


PM Israel Benjamin Netanyahu tegaskan bahwa Israel tak ingin kuasai Gaza pada hari Jumat, 17 November 2023 -CBS-

BACA JUGA: Presiden AS Joe Biden Tolak Pendudukan Israel di Gaza setelah Perang, Netanyahu Memanas

Pernyataan PM Israel di CBS News tersebut menuai kontroversi. Sebab, kenyataannya berbeda 180 derajat dengan apa yang benar-benar terjadi di Gaza. Meski IDF sudah memberikan peringatan untuk mengungsi ke selatan, para warga sipil tersebut tetap tidak tau tempat yang aman untuk mengungsi.

Pasalnya, pasukan Israel tiada henti secara brutal membombardir wilayah Gaza Utara dan Selatan. Akibatnya, tidak ada tempat bagi mereka untuk berlindung sama sekali.

Dikutip dari Al-Jazeera, pasukan militer Israel telah berkali-kali melakukan pengeboman di Perbatasan Rafah, tempat yang seharusnya menjadi zona aman evakuasi warga pada tanggal 17 Oktober 2023, 24 Oktober 2023, dan 11 November 2023.

Tanpa makanan, minuman, dan menggunakan kendaraan seadanya, ratusan ribu warga Gaza beranjak pindah dari utara ke selatan dengan jarak yang bermil-mil jauhnya. Namun, akhirnya mereka malah jadi korban kekejaman zionis Israel.


SEBUAH keluarga kehilangan bayi mereka di tengah perjalanan dari utara menuju ke selatan untuk melakukan evakuasi pada 12 November 2023 -@motaz_azaiza-

Netanyahu menegaskan bahwa operasi darat akan terus dilakukan untuk memburu para pejuang Hamas. Ia juga mengumumkan bahwa Israel akan melakukan gencatan senjata sementara selama tiga sampai lima hari, dengan syarat Hamas melepaskan para sandera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: