Urgensi Etika dalam Kampanye Pilpres
Ilustrasi etika dalam kampanye pilpres.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Selama kampanye, bukan hanya capres dan tim sukses yang terlibat. Namun, juga pendukung atau konstituen. Dalam keriuhan dan euforia, tak sadar keluar ujaran dan aksi melampaui batas etika. Capres menanggung beban moral dan bertanggung jawab atas berbagai ucapan dan tindakannya.
Bukan hanya penggalangan massa selama masa kampanye, standar etika juga berlaku atas dampak yang ditimbulkan. Tindakan melanggar etika atau bahkan anarkis yang didorong oleh hasutan selain tak edukatif juga merusak marwah pilpres yang menjunjung tinggi kehormatan.
Capres harus menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas perilaku simpatisan atau pendukung di lapangan. Penunjukan penanggung jawab bakal mempermudah pengusutan oleh pihak berwenang.
Setiap capres harus siap menghadapi segala kemungkinan menang atau kalah. Mengakui kemenangan lawan merupakan tindakan elegan sonder mengajukan tuntutan, kecuali ada bukti kecurangan. Jika meraih kemenangan pun, tak berbesar hati atau menunjukkan kesombongan.
Semua berharap agar setiap capres bertekad dan menyepakati urgensi etika penyampaian gagasan perubahan yang lebih baik untuk menarik dukungan. Jika tekad tersebut terwujud, kita optimistis etika tak lagi merupakan benang basah dan kusut sehingga bakal lebih mudah ditegakkan. (*)
*) Isnaini Rodiyah, dosen di Jurusan Administrasi Publik FBHIS Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
*) Jusuf Irianto, guru besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: