A Charity Ballet Performance oleh Belle Ballet School Persembahkan Tiga Tari Balet untuk Anak-Anak Panti

A Charity Ballet Performance oleh Belle Ballet School Persembahkan Tiga Tari Balet untuk Anak-Anak Panti

Selain untuk penggalangan donasi, pentas Charity Ballet Performance bertajuk Little Match Girl and The Variations of Don Quixote itu diikuti para siswa sebagai syarat ujian kelulusan. -Majalyn Nadhiranisa/HARIAN DISWAY-

Saat animasi latar belakang dari videotron panggung berganti menjadi suasana pagi, terlihat gadis itu tergeletak dengan beberapa korek api yang telah dibakar. Sang nenek menemukannya dan mereka kembali bersama.

“Setiap goresan korek api itu seperti harapan kita semua, saya percaya Tuhan tidak akan habis ngasih korek api atau harapan selama kita hidup,” terang Lia, panggilannya.
Dalam The Variations of Don Quixote, Tetsuji Ohira banyak menyuguhkan gerakan solo yang menantang dan pas de deux atau gerakan berpasangan. -Majalyn Nahiranisa/HARIAN DISWAY-

Yang istimewa ada guest dancer asal Jepang Tetsuji Ohira. Ia tampil dalam cerita Don Quixote yang telah melalui beberapa adaptasi dan penyegaran. Berjudul The Variations of Don Quixote, pentas bertutur tentang kesatria yang kesiangan.

"Don Quixote merupakan tarian balet yang terkenal dengan tarian virtuosonya. Pada pentas ini Tetsuji banyak menyuguhkan gerakan solo yang menantang dan pas de deux atau gerakan berpasangan," beber Lia.

Dalam acara yang berhasil menjual 400 tiket itu, pentas berakhir dengan tepuk tangan yang meriah dari penonton. Melihat hal itu, Lia tampak lega.

Sebab di balik suksesnya pergelaran tersebut, ada proses latihan yang cukup panjang. Dengan cara itulah, menurutnya, para siswa belajar bahwa tak ada keberhasilan yang instan.

Diakui Lia, pentas merupakan buah kesabaran para siswanya yang fokus menyiapkannya selama 6 bulan terakhir.

“Ada 135 siswa yang terlibat. Mereka mulai dari usia paling muda yakni mulai 4 tahun sampai yang dewasa. Selain untuk kepentingan penggalangan donasi, pentas itu diikuti para siswa kami sebagai syarat ujian kelulusan," terangnya.

BACA JUGA: Ramai Dibicarakan Pelepasan Nyamuk dengan Bakteri Wolbachia Untuk Melawan Penyebaran Demam Berdarah, Seberapa Luas Penyebaran DBD di Indonesia?

Berlangsung hanya sehari, persembahan sekolah balet itu merupakan yang pertama kali setelah tiga tahun pandemi menyerang. Karena itu Lia bahagia bahwa annual event bisa kembali normal dilaksanakan.
Penampilan guest dancer asal Jepang Tetsuji Ohira yang tampil The Variations of Don Quixote. Bertutur tentang ksatria yang kesiangan. -Majalyn Nadhiranisa/HARIAN DISWAY-

Dengan semboyan Dance of Love, sekolah balet yang berdiri sejak 2011 ini memang selalu mengajak siswa berupaya memaknai bahwa menari adalah bukti kecintaan pada balet. 

Sebagai bukti cinta pula, pentas tahunan itu membawa misi sosial. Jadi tak heran jika hasil dari kegiatan disalurkan untuk mereka yang membutuhkan.

“Kami mengajak para siswa paham bahwa mereka bisa menari untuk tujuan membantu orang lain yang membutuhkan. Setiap tahun, semua hasil dari program Charity Ballet Performance dikumpulkan sebagai donasi. Kali ini untuk anak-anak panti asuhan. Inilah cara kami berbagi dan membantu sesama," tegas Lia. (Wafiqul Azizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: