A Charity Ballet Performance oleh Belle Ballet School Persembahkan Tiga Tari Balet untuk Anak-Anak Panti
Selain untuk penggalangan donasi, pentas Charity Ballet Performance bertajuk Little Match Girl and The Variations of Don Quixote itu diikuti para siswa sebagai syarat ujian kelulusan. -Majalyn Nadhiranisa/HARIAN DISWAY-
HARIAN DISWAY - Ada yang spesial dalam gelaran Charity Ballet Performance bertajuk Little Match Girl and The Variations of Don Quixote persembahan Belle Ballet School. Berlangsung di Ciputra Hall Surabaya, 18 November 2023 lalu, ditampilan balet dengan tiga judul.
Tari kontemporer menjadi suguhan awal Charity Ballet Performance. Berdurasi pendek 7 menit, Second Wind yang dirancang koreografer asal Jerman Martina Feiertag itu disuguhkan dengan sangat memikat.
Dalam pentas itulah, Martina ingin menunjukkan bahwa dalam kehidupan yang jatuh bangun, akan selalu ada energi baru yang memungkinkan manusia tetap hidup.
Dijelaskan oleh Principal Belle Ballet School Aprilia Ekasari, Martina membuat sebuah koreografi dalam balet untuk menyampaikan pesan tentang kembalinya sebuah kekuatan hidup. "Karya Martina itu sangat membangkitkan semangat," ungkap Lia.
Pentas yang disiapkan selama 6 bulan itu melibatkan 135 siswa Belle Ballet School. Mereka yang terdiri dari usia paling muda yakni mulai 4 tahun sampai yang dewasa. -Majalyn Nadhiranisa/HARIAN DISWAY-
Dalam penjelasannya, Martina menulis demikian: "About a return of strenght and energy that makes it possible to continue. I hanged my shame in the branches, i threw my soul out to the sea."
"There are sounds of of laughter at the lightung skies. I tried ro drive but too crazy and the run brought thunder like Rolling Stones. I moved trought the clouds these furious eyes but my eyes will always open".
Persembahan pentas balet yang kedua juga tak kalah menariknya. Berjudul Little Match Girl. Bercerita tentang gadis korek api yang hidup dengan berbagai harapannya.
Penampilan kedua ini menyita perhatian penonton dalam durasi yang cukup panjang yakni 50 menit. Dimulai dengan terlihatnya seorang gadis kecil yang berjalan dengan neneknya.
Terlihat terselempang dua tas tua yang berisi berikat-ikat korek api untuk dijual. Ia berlari ke sana kemari dengan gerakan balet yang elok. Menawarkan setiap batang korek apinya kepada siapa saja.
Sayang tidak ada seorang pun yang mau membeli korek api itu. Saat itu suasana dibuat sedikit mencekam dengan alunan instrumen bertempo agak cepat. Badai salju dengan angin yang kencang datang membuat seikat korek apinya berhamburan.
BACA JUGA: Kenang Mendiang Istri, Jimmy Carter Ingat tentang Kode ILYTG yang Dibuatnya bersama Rosalynn
Semua orang berlari untuk masuk ke dalam rumah mencari perlindungan. Tapi sang gadis tertinggal dan terlihat kedinginan. Ia meringkuk di depan teras rumah orang, terlihat beberapa kali menyalakan korek apinya. Korekan yang pertama membuat ia seperti berada di sebelah tungku api yang hangat.
Ia terus menyalakan koreknya dan terjadi banyak hal yang tak terduga. Namun, setiap koreknya mati, semua yang ia lihat dalam pikirannya pun hilang. Membuat dia terus menerus menyalakan koreknya, untuk mengurangi kedinginan, kelaparan dan kesepiannya.
Hingga pada nyala terakhir, ia melihat cahaya cemerlang di atas tangga, terlihat adegan ia menaiki tangga dengan cantiknya. Mengenakan gaun putih dengan balutan rompi jeans berwarna denim. Namun, di sisi lain ia mendengar neneknya memanggil. Membuat ia langsung turun dari tangga dan memeluk neneknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: