Elektabilitas Prabowo-Gibran Tetap Meroket Walau Dihujat Gegara Putusan MK
Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengambil nomor urut Pilpres 2024.-Dok Partai Gerindra-
pasangan capres cawapres yang diudung Koalisi Indonesia Maju.-Dok Partai Gerindra-
"Sikap Prabowo yang rileks saja ketika diserang, dihujat, bahkan kadang berjoget dengan gayanya yang jenaka. Itu sesuai dengan selera generasi milenial," terangnya.
Faktor ketiga, Prabowo dianggap semakin populer di kalangan wong cilik. Menurut data LSI Denny JA, pemilih Prabowo banyak di segmen pendidikan tamat SD ke bawah dan segmen pendapatan di bawah dua juta perbulan ke bawah.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Beberkan Love Language Mereka
BACA JUGA:Relawan ProGib Siap Tarung, Perkuat Basis Pemenangan Prabowo-Gibran
Semisal untuk segmen pendapatan di bawah Rp 2 juta perbulan yang memilih Prabowo pada Oktober 2023 mencapai 36,2 persen. Angka tersebut meningkat menjadi 40,8 persen pada November 2023.
Faktor keempat yakni bekerjanya efek Gibran. Menurut analisisnya LSI Denny JA, semakin diserang justru Gibran akan semakin populer.
Sebelum ada serangan pasca putusan MK terkait batas usia capres-cawapres, elektabilitas Gibran mencapai 69,4 persen. Setelah ramai diserang dan dihujat, elektabilitas Gibran malah meningkat menjadi 87,1 persen pada November 2023. "Naik sekitar 18 persen hanya dalam waktu sebulan!" ungkapnya.
Wali Kota Solo sekaligus cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka--
Meski begitu, penurunan terjadi pada sektor kesukaan. Ada penurunan sebesar 0,8 persen dari Oktober sebesar 77,8 persen menjadi 77 persen di November 2023. "Tingkat kesukaan pada Gibran memang menurun di segmen pemilih terpelajar," tuturnya.
Faktor kelima, efek Gibran mempengaruhi peningkatan suara di sejumlah daerah termasuk di kandang banteng yakni Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, ada kenaikan dukungan signifikan terhadap Prabowo-Gibran.
"Pada bulan Oktober 2023 pemilih Prabowo-Gibran sebesar 10,7 persen. Di bulan November menjadi 24,6 persen," terangnya.
Faktor keenam, adanya kritik terhadap Gibran soal dinasti politik ternyata dianggap tidak kompeten sebab tidak memiliki efek elektoral yang signifikan secara total. "Isu itu hanya popular di kalangan segelintir pemilih terpelajar, yang memang menjauh dari Prabowo-Gibran. Tapi sisi positif Prabowo-Gibran malah mendatangkan pemilih tambahan dari segmen lain yakni anak muda, pemilih yang puas Jokowi, pemilih di Jawa Tengah, dan sebagainya," jelasnya.
Survei LSI Denny JA terbaru dilakukan pada 6-13 November 2023. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan dalam pengambilan survei tersebut. Survei tatap muka itu diperkuat dengan analisa menggunakan metode kualitatif. Batas kesalahan pada survei ini kurang lebih 2,9 persen.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: