Gencatan Senjata Israel dan Palestina Disepakati Selama Empat Hari
Gencatan senjata Israel dan Palestina disepakati selama empat hari. Tampak asap membubung di Gaza karena serangan Israel yang membabi buta.-John McDougall-AFP-
DOHA, HARIAN DISWAY – Rabu, 22 November 2023, Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari. Gencatan senjata Israel dan Palestina itu akan dipakai untuk berbagai misi kemanusiaan. Termasuk pertukaran sandera dan penyelamatan warga sipil.
Gencatan senjata Israel dan Palestina itu dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Qatar.
Gencatan senjata Israel dan Palestina itu adalah bagian dari kesepakatan untuk pembebasan 50 sandera di Gaza.
’’Jam mulainya gencatan senjata Israel dan Palestina akan diumumkan dalam 24 jam ke depan. Lamanya empat hari, tetapi dapat diperpanjang,’’ bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.
BACA JUGA : Kain Kasa Ternyata Berasal dari Gaza, Begini Asal Usul Sejarahnya
Selama gencatan senjata, Israel dan Palestina akan saling bertukar tahanan. Terutama perempuan dan anak-anak. ’’Jumlah orang yang akan dibebaskan akan meningkat pada tahap berikutnya seiring penerapan kesepakatan tersebut,’’ tambah pernyataan tersebut.
Qatar memang terlibat dalam negosiasi intensif selama berminggu-minggu terkait peperangan Palestina dan Israel tersebut. Diplomat Qatar bekerja di belakang layar untuk membebaskan 240 sandera yang ditahan di Gaza. Imbalannya adalah penghentian pertempuran dan masuknya akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sebagaimana diketahui, perang Palestina dan Israel kali ini bermula pada 7 Oktober 2023. Para prajurit Hamas melintasi perbatasan Gaza dan melancarkan serangan terburuk dalam sejarah Israel.
Israel menyatakan serangan tersebut menewaskan 1.200 orang. Sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, ada 240 orang dari berbagai negara yang ditahan sebagai sandera, termasuk orang tua dan anak-anak.
Sebagai respons, Israel meluncurkan serangan membabi buta. Baik lewat udara sampai serangan darat ke Gaza. Dan imbasnya adalah tewasnya lebih dari 14.100 warga Gaza. Ribuan di antaranya adalah anak-anak.
Gencatan senjata Israel dan Palestina disepakati selama empat hari. Sepasukan tentara Israel terlihat membawa tawanan Palestina di Jalur Gaza, 21 November 2023.-Menahem Kahana-AFP-
Menurut Qatar, Mesir dan Amerika Serikat turut andil dalam gencatan senjata Palestina dan Israel tersebut. Mereka berhasil mengegolkan masuknya konvoi bantuan kemanusiaan. Termasuk bahan bakar untuk kebutuhan kemanusiaan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari, mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa pembebasan 50 sandera yang ditahan oleh Hamas akan dilakukan secara bertahap selama gencatan senjata empat hari tersebut.
"Begitu gencatan senjata dimulai dan setiap hari dalam empat hari pertama, kami akan mengeluarkan sejumlah sandera. Dan jumlah itu harus mencapai 50 pada hari keempat," katanya.
BACA JUGA : Einstein Pernah Tolak Berdirinya Israel, Bahkan Menyebutnya sebagai Sebuah Kehancuran
Harapannya adalah bahwa pembebasan awal 50 sandera perempuan dan anak-anak oleh Hamas akan diikuti oleh pembebasan lebih lanjut untuk memperpanjang gencatan senjata Palestina dan Israel itu menjadi lebih dari empat hari.
"Jika pada saat itu Palestina dapat berkomitmen untuk menambah jumlah tawanan yang dibebaskan, maka gencatan senjata dapat diperpanjang," kata Ansari.
"Untuk membebaskan semua warga sipil dalam empat hari itu memang perlu waktu. Juga untuk memastikan berapa banyak lagi orang yang masih tertinggal," katanya.
Yang jelas, gencatan senjata Palestina dan Israel itu tidak bisa serta merta berlaku. Perlu penyiapan lebih lanjut di lapangan.
Menurut Ansari, pertukaran tawanan itu akan difasilitasi oleh pekerja Bulan Sabit Merah di lapangan. Juga serta pejabat dari Israel, Hamas, dan Qatar.
Selama pemindahan sandera, pemantauan Israel terhadap Gaza akan dihentikan sementara.
Tetapi, selama gencatan senjata Palestina dan Israel tersebut, tidak ada tahanan militer yang akan dibebaskan. ’’Ini akan bisa dibahas lebih lanjut. Kuncinya, mereka sama-sama harus membangun kepercayaan,’’ kata Ansari yang juga penasihat Perdana Menteri Qatar tersebut. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: