Umrah Bersama Mabruro (12): Alhamdulillah Seluruh Jamaah Berhasil Mencium Hajar Aswad
Aipda Agus Wahyudi (kiri) dan Serma Rony Setyawan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Kendalbulur, Tulungagung, berfoto dengan latar belakang Kakbah.-Dokumentasi Mabruro-
Selama menjalankan ibadah umrah, jamaah Mabruro merasa segalanya lancar. Tak ada halangan apa pun. Bahkan, saat mengunjungi Kakbah kedua kali, mereka bisa mencium Hajar Aswad.
---
Di Masjidil Haram, di tengah pusaran manusia berputar mengelilingi Kakbah, para jamaah Mabruro Travel Umrah dan Haji Khusus turut berdesakan. Berusaha mencium Hajar Aswad. Batu mulia di sudut Kakbah itu adalah saksi bisu sejarah peradaban Islam.
Setelah dua kali tawaf dan salat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim, para jamaah pun bergantian mencium hajar aswad. Termasuk tiga pilar Desa Kendalbulur, Tulungagung, pemenang Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Kepala Desa Anang Mustofa, Babinsa Serma Rony Setyawan, serta Bhabinkamtibmas Aipda Agus Wahyudi.
"Alhamdulillah, para jamaah berhasil menyentuh dan mencium hajar aswad. Harus sabar, karena memang berdesakan dengan pengunjung. Tak boleh berebutan," ujar Ustad Sholeh bin Warsad, pendamping yang ditugaskan oleh Mabruro Travel Umrah dan Haji Khusus.
BACA JUGA:Umrah Bersama Mabruro (11): Misi Mencium Hajar Aswad
BACA JUGA:Umrah Bersama Mabruro (10): Takjub saat Berada di Arafah
"Tapi saat momen itu kami tak bisa berfoto. Memang tak sempat karena situasinya ramai," ujarnya. Para jamaah didampingi pula oleh Ustad Abdurrahman.
"Kami semua para jamaah bersama para ustad, diwajibkan mencium hajar aswad. Meski waktunya masing-masing tidak sama. Kami juga salat di Hijr Ismail," ujar Aipda Agus. Hijr Ismail merupakan pagar setengah lingkaran yang berada di sebelah utara Kakbah.
Konon, Hijr merupakan tempat ketika Nabi Ibrahim AS mengistirahatkan istrinya, Hajar, dan putranya Ismail. Di tempat itulah Nabi Ibrahim membuat bangsal. Ada pula riwayat yang menyebut bahwa Nabi Ismail AS, dan ibunya dimakamkan di tempat itu.
Tiga pilar Desa Kendalbulur, Tulungagung, (dari kiri) Aipda Agus Wahyudi. Kades Anang Mustofa, dan Serma Rony Setyawan di Kota Thaif.-Dokumentasi Mabruro-
Usai bertawaf kedua kalinya di Masjidil Haram, keesokan harinya para jamaah mengunjungi Kota Thaif. Kota tersebut menyimpan jejak sejarah dakwah awal Nabi Muhammad SAW. Rasulullah pernah singgah di kota tersebut, menghindar dari kejaran orang Makkah yang tak menghendaki dakwah beliau.
Dengan pakaian bebas, para jamaah umrah Mabruro sampai di perbatasan masuk Kota Thaif. Kota itu berada di ketinggian. Yakni di lereng Pegunungan Sarawat. "Setelah dari perbatasan ini, kami akan mengunjungi Masjid Abdullah bin Abbas. Melakukan salat Tahiyatal Masjid, sekaligus menelusuri jejak Rasulullah," ujar Ustad Sholeh. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: