Setelah Mangga Alpukat, Kini Pasuruan Punya Mangga Pisang

Setelah Mangga Alpukat, Kini Pasuruan Punya Mangga Pisang

Pj Bupati Pasuruan Andriyanto (dua dari kiri) bersama petani mangga Agus Sodikin (tengah), dan Kadis Pertanian Kabupaten Pasuruan Lilik Widji Asri menunjukkan mangga khas Pasuruan.-Humas Pemkab Pasuruan-

PASURUAN, HARIAN DISWAY – KABUPATEN Pasuruan punya keunggulan komoditas pertanian. Ada mangga alpukat atau klonal 21 yang menjadi produk unggulan. Kini, menyusul varietas mangga baru dengan warna kulit bukan lagi hijau. Melainkan kulitnya berwarna kuning, merah, dan oranye. Dua varietas baru yakni mangga garifta dan mangga agri gardina atau disebut mangga pisang

Varietas ini dikembangkan di Kecamatan Grati. Wilayah timur Kabupaten Pasuruan didominasi sektor peternakan, perikanan, dan pertanian. Hasil peternakannya yakni sapi perah menjadi andalan sejak dulu. Kondisi tanahnya yang cenderung kering menjadikan wilayah timur cocok ditanam tebu dan jagung. 

Inovasi dikembangkan oleh seorang petani asal Dusun Krajan 1, Desa Cukur Gondang, Kecamatan Grati. Petani itu Agus Sodikin. Lahannya seluas 2 hektare ditanami tebu atau jagung. Pada 2018, ia beranikan menanam mangga varietas garifta dan gardina di tepi-tepi tanaman tebunya. 

BACA JUGA:Pj. Bupati Pasuruan Andriyanto Menjadi Tamu Podcast Energi Disway Dahlan Iskan

BACA JUGA:Dilantik Gubernur Jatim sebagai Pj Bupati Pasuruan, Dr Andriyanto akan Perangi Stunting

Keraguan sempat membayangi Agus karena jenis mangga yang ditanamnya masih langka pembelinya. Namun, ia mengabaikan keraguan tersebut. Ditaanmnya sekitar 100 pohon yang bibitnya berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan. 

“Alhamdulillah, pohon mangga garifta dan agri gardinanya tumbuh lebat. Kami belum berani menanam banyak karena belum menemukan pasar untuk mangga ini dan musim panennya hanya setahun sekali,” ujar Agus kepada Harian Disway

Bagaimana pohon-pohon mangganya itu tumbuh subur? Apakah memerlukan banyak air dan pupuk? Jawabannya tidak. Agus mengungkapkan, mangga garifta dan agri gardina malah menyukai tanah kering. Kalaupun pupuk ia memanfaatkan limbah kotoran sapi yang biasa dibuang warga ke ladang. 

Dari hasil panen yang melimpah kemudian Agus dan istrinya berinisiatif serius mengembangkan mangga garifta dan mangga pisang. Ia menjajakan dua jenis mangga itu secara online. Hasilnya, kini mangga-mangga Agus dan juga produk olahannya banjir pemesan. 

Untuk mangga garifta yang banyak dipesan pembeli adalah yang warna kulitnya merah dan oranye. Kemudian untuk mangga pisang juga banyak dipesan karena proses memakannya cukup dikupas dengan tangan mirip mengupas buah pisang. 

“Kami sekarang sudah mengirim sampai Sumatera ya. Ada yang pesan mangganya dan ada juga produk olahannya seperti keripik mangga, sirup, puding, dan sebagainya. Untuk olahan mangga tidak perlu khawatir kehabisan stok karena kami menyimpan stok mangga saat panen dimasukkan ke mesin pendingin,” ungkap Agus  

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan Lilik Widji Asri menambahkan, ke depannya pengembangan mangga garifta dan agri gardina atau mangga pisang akan dimasifkan menjadi kawasan khusus sehingga dari situ bisa didapatkan legalitasnya. 

“Dua mangga ini adalah khas Grati, Kabupaten Pasuruan,” kata Lilik. 

Menurut Lilik, saat ini tanaman mangga tersebut memang masih tumpang sari atau bukan tanaman utama. Tapi dia optimistis di kemudian hari akan banyak ditanam sebagai pilihan petani. Apalagi perawatan pohon mangga ini tidak sulit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: