Rama Tambak, Pesan Kesetaraan dari Komunitas Mata Hati
Rama Tambak, pesan kesetaraan dari Komunitas Mata Hati. Pentas Rama Tambak yang membuka mata publik, bahwa para difabel mampu berkarya, dan berkreasi.-Julian Romadhon-
Kesalahan itu mengundang gelak tawa penonton. Tokoh Anoman pun didatangkan, dan diutus untuk menjebol Gunung Mangle Awan. Batu-batu dari gunung itu yang akan digunakan sebagai jembatan untuk menuju daratan Alengka.
BACA JUGA: Dewi Deijle dan Yayasan Hati yang Kreatif Ajak Anak Penyandang Disabilitas Outing Class di KBS
Namun, saat hendak meruntuhkan gunung, Anoman dihadang oleh tokoh raksasa yang diperankan oleh seorang penyandang tunanetra.
Boy Insaf menuntun keduanya untuk bertarung. Tapi karena sama-sama tunanetra, mereka sama-sama tak tahu posisi lawannya. "Waduh, luput, nangkene lho musuhe (Waduh, luput, di sini lho musuhnya, Red)," ujar Boy.
Rama Tambak, pesan kesetaraan dari Komunitas Mata Hati. Prana Carenza, member Mata Hati sekaligus ketua pementasan Rama Tambak. Dalam pementasan itu ia bermain gitar dan bernyanyi.-Julian Romadhon-
Justru adegan-adegan itu yang membuat pementasan Rama Tambak berlangsung seru. Prana Carenza, penyandang tunanetra sekaligus ketua pementasan, menyebut bahwa mereka telah berlatih selama 4 bulan. "Kesulitan tentu ada. Tapi justru proses itu yang membuat kami terkesan," ujarnya.
BACA JUGA: Merdeka Berkarya, Aksi Cinta Indonesia Gandeng Disabilitas Berkarya dalam Konser
Prana menambahkan bahwa pementasan itu bertujuan untuk menyebarkan pesan tentang kesetaraan. "Kami para disabilitas juga mampu berkarya. Pementasan ini adalah buktinya," ujar pria 28 tahun itu.
Dalam pementasan itu, Prana bermain musik bersama Mata Hati band. Yakni sebuah grup musik yang semua personelnya adalah tunanetra. Event itu juga sebagai sarana mengingat pendiri Mata Hati, mendiang Gandi Wicaksono.
Ia merupakan sosok yang peduli terhadap disabilitas. "Meski telah meninggal pada 2020, Mas Gandi tetap dikenang sebagai insan yang menaruh kepedulian besar, dan mampu memberdayakan para disabilitas," pungkas Ika, yang juga istri mendiang Gandi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: